Kroasia Bukan yang Tercantik, Tapi Luka Modric Akan Jadi Penentu Lawan Argentina
Luka Modric -Tangkapan Layar Twitter HNS-
Rekan setimnya Borna Sosa mengklaim Modric harus masuk dalam lima gelandang terbaik sepanjang masa, dan jika dia membawa Kroasia ke final Piala Dunia kedua berturut-turut, ia harus dierhitungkan.
Sedangkan Lionel Messi akan memainkan pertandingannya yang ke-171 untuk Argentina. Di sisi lain, Luka Modric akan tampil ke-161 bersama Kroasia.
"Sungguh menyenangkan melihatnya bermain, panutan bagi banyak dari kita, bukan karena bakatnya sebagai pemain tetapi juga perilakunya," kata pelatih Argentina, Lione Scaloni tentang Modric dalam konferensi pers dikutip dari Livescore.
"Kita harus menikmatinya, sama seperti semua pemain top. Jika Anda menyukai sepak bola, Anda ingin melihat para pemain ini di lapangan," jelasnya.
“Sungguh menyenangkan melihat Modric melakukan tugasnya. Sudah lebih dari satu dekade sejak gelandang lincah itu bermain untuk Tottenham dengan pindah ke Real Madrid, dan penampilannya yang bersahaja, tentu saja, membuatnya tidak terlihat,” ulasnya.
Di Piala Dunia 2018, ketika berusia 32 tahun, Modric memenangkan Bola Emas atas usahanya membawa Kroasia ke final pertama mereka.
Kroasia mungkin gagal melawan Prancis tetapi Modric luar biasa, dan dia kemudian memenangkan Ballon d'Or akhir tahun itu, menjadi satu-satunya pemain selain Messi atau Cristiano Ronaldo sejak Kaka pada 2007.
Penampilannya di Qatar sama bagusnya, ia tidak terlihat dimakan usia, Zlatco Dalic menargetkan hasil terbesar dalam sejarah Kroasia dengan setelah melaju ke semifinal Piala Dunia berturut-turut.
Dalic ditunjuk pada Oktober 2017 ketika Kroasia berada dalam bahaya kehilangan Piala Dunia 2018, kemenangan debutnya atas Ukraina dalam pertandingan grup kualifikasi terakhir mengamankan tempat kedua.
Awalnya, Dalic mengatakan dia tidak akan tetap bertanggung jawab jika Kroasia gagal mencapai Rusia 2018, ia akhirnya memimpin Valtreni ke final Piala Dunia pertama mereka dengan kekalahan 4-2 dari Prancis menggagalkan gelar juara dunia.
Ekspektasi Kroasia di Piala Dunia Qatar 2022 sama sekali tidak tinggi, namun menang adu penalti berturut-turut dari Jepang dan Brasil telah membawa mereka menjadi negara Eropa pertama sejak Jerman tahun 1990 yang mencapai final Piala Dunia berturut-turut.
Argentina menunggu di Stadion Lusail pada hari Selasa, dan konferensi pers prapertandingan hari Senin memberi Dalic kesempatan untuk merenungkan perjalanannya sendiri sejak 2017.
"Situasinya sangat berbeda dengan dulu, jujur, saya tidak bisa membayangkan saya akan sejauh ini, menjadi pelatih kepala Kroasia di dua Piala Dunia, bahwa saya akan memimpin Kroasia di final dan semi final,” ucap kepada wartawan.
"Saya pikir permainan ini disediakan untuk protagonis lain, tetapi alhamdulillah saya berhasil melakukannya, saya mendapat kesempatan dan mengambilnya. Saya sangat berterima kasih atas kesempatan itu,” lanjutnya.
“Apa pun yang terjadi lawan Argentina, saya tetap bangga dengan apa yang telah saya lakukan untuk tim nasional Kroasia. Saya bangga dengan Kroasia saya dan para pemain saya,” akunya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber