Bakat Anak Itu Bukan Takdir, Tapi Muncul dari Eksplorasi Diri

Bakat Anak Itu Bukan Takdir, Tapi Muncul dari Eksplorasi Diri

Ilustrasi melakukan eksplorasi untuk menumbuhkan bakat pada anak.-Foto:tangkapanlayar/fin.co-

RADARTASIK.COM - Salah satu pertanyaan yang sering ditanya orang tua adalah, apakah bakat itu adalah datang dari ‘sananya’ atau sesuatu yang terbentuk seiring pertambahan usia. 

Menurut pakar pendidikan Najelaa Shihab, bakat adalah sesuatu yang muncul seiring dengan eksplorasi yang dilakukan sejak usia dini.

"Ini proses yang amat sangat jangka panjang, ada minat yang muncul dari eksplorasi dan baru muncul di tingkat sekolah menengah, ada juga yang tumbuh sejak usia dini, ada yang butuh paparan dulu baru bakatnya semakin kuat," kata Najelaa dalam pernyataannya didiskusi online.

Menurut wanita lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini, bakat itu bukanlah sebuah takdir, datang bersamaan saat mereka dilahirkan ke dunia.

BACA JUGA:Menegangkan! Momen Bastianini ‘Bayar Utang’ kepada Bagnaia di MotoGP Aragon  

Ia juga menambahkan bahwa bakat anak ini, bisa dicarai lewak eksplorasi sedari pendidikan anak usia dini (PAUD). 

Hal inilah yang lalu menjelaskan tentang betapa pentingnya peran PAUD terhadap dalam membentuk bakat dan minat anak. 

Ia juga menekankan bahwa dalam pencarian bakat anak, orang tua tidak seharusnya mengarahkan sang anak dalam menentukan apa bakatnya. 

Menurut Najelaa, anak yang diberi kebebasan dalam mengeksplorasi banyak hal akan lebih mudah mengenali minat dan bakatnya.

BACA JUGA:JK Dukung Airlangga Hartarto, Capres 2024 untuk Kemakmuran Indonesia

"Minat bakat anak itu bukan perlu dites oleh orang lain tapi anak perlu dikasih ruang untuk bisa mengenali minatnya sendiri, agar dia bisa mendapat pengalaman dan menentukan apa yang paling disuka dan paling cocok untuk dirinya," kata Najelaa.

Lebih lanjut, Najelaa mengatakan anak-anak perlu melewati berbagai proses untuk bisa menentukan apa yang paling diminati.

Pengalaman ini pun tidak bisa didapat hanya dalam waktu 1-2 bulan.

Selain itu, orangtua juga diharapkan bisa menerima aspirasi sang anak dalam menentukan cita-citanya dan tidak membandingkan dengan anak lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: