Pasca Pandemi, Perputaran Uang UMKM di Kota Banjar Tembus Rp 50 Juta
BERJUALAN. Salah satu pedagang telur ayam di Pasar Tradisional. Kini harga sejumlah bahan pokok masih tinggi meski ada penurunan.-Cecep Herdi/Radar Tasikmalaya-
BANJAR, RADARTASIK.COM – Para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kota Banjar mulai begeliat pasca pandemi Covid-19.
Bergeliatnya kembali para UMKM terlihat di salah satu area wisata kuliner di Banjar Water Park (BWP).
Sebelumnya, hampir tiga tahun pelaku UMKM mengalami keterpurukan cukup parah. Bahkan hingga gulung tikar.
BACA JUGA:Cacar Monyet Masuk Jakarta, Dinkes Jabar Perketat Pemeriksaan di Bandara
Kepala Bidang UMKM Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kota Banjar Tatang Nugraha mengatakan, berdasarkan data Paguyuban Pedagang, sampai saat ini ada sekitar 110 pedagang yang berjualan di BWP.
“Dari jumlah tersebut kebanyakan warga merupakan warga Banjar. Hanya sekitar 20 pedagang yang sifatnya pendatang. Adapun perputaran uang di area kuliner BWP setiap minggunya sekitar Rp 50 juta,” kata Tatang.
Ia menegaskan perputaran uang sebesar itu dalam jangka satu minggu sekali. Karena lokasi wisata kuliner BWP hanya dibuka pada hari Minggu.
“Kami cukup senang dengan kondisi UMKM saat ini yang mulai begeliat dan tumbuh kembali dalam bidang usahanya,” lanjutnya.
Ia menambahkan, “Karena memang, dampak dari pandemi Covid-19 ini sangat memukul usaha para pelaku UMKM. Kita juga mencatat hampir 90 persen kondisi UMKM mati suri pada saat wabah Covid-19 benar-benar tinggi.”
Salah satu pedagang kuliner seafood dan cumi bakar di area wisata kuliner BWP Nanang mengatakan, baru dua minggu ikut berjualan berjualan kuliner di kawasan tersebut. Omsetnya cukup bagus.
BACA JUGA: Kronologi Penemuan Jasad di Kamar Kontrakan di Mangkubumi, Tasik, Tergeletak di Karpet
“Pada saat mulai berjualan omset dagangan cukup laris, bahkan pada minggu kedua omset meningkat. Saya bersyukur dengan kondisi saat ini sudah bisa berjualan lagi,” katanya.
Ia berharap kejadian seperti pandemi Covid-19 tidak terulang lagi. Karena selain merugikan kesehatan, juga sangat memukul perekonomian masyarakat, terutama dia dan keluarganya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: