Roket Raksasa NASA Terbang ke Bulan, Kembangkan Teknologi Pengiriman Manusia ke Mars

Roket Raksasa NASA Terbang ke Bulan, Kembangkan Teknologi Pengiriman Manusia ke Mars

Roket Raksasa NASA yang terbang ke bulan.-Foto:tangkapan layar/genpi.co-

RADARTASIK.COM - Roket raksasa NASA tiba di landasan peluncurannya Rabu 17 Agustus 2022, di Cape Canaveral, Florida, AS.

Peluncuran roket SLS tersebut direncanakan ke Bulan dalam waktu kurang dari dua minggu.

Ini akan menjadi penjelajahan perdana program Artemis, upaya Amerika untuk mengirimkan manusia ke Bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo terakhir pada tahun 1972.

BACA JUGA:Bikin Heboh di Sukalaya Kota Tasik, ‘Karlis Fashion Week’ Jadi Magnet Perayaan HUT Kemerdekaan

Misi Artemis 1 yang merupakan uji terbang tanpa awak, akan menampilkan peluncuran pertama sistem roket Space, yang akan menjadi yang paling kuat di dunia.

Roket itu akan mendorong kapsul kru Orion ke orbit di sekitar Bulan, dan pesawat ruang angkasa akan tetap berada di luar angkasa selama 42 hari sebelum kembali ke Bumi.

Mulai tahun 2024, astronot akan melakukan perjalanan dengan kapal Orion untuk perjalanan yang sama, dan tahun berikutnya, paling cepat, orang Amerika akan sekali lagi menginjakkan kaki di Bulan.

BACA JUGA:Sarapan di Bandara, Empat Pemain Arema FC Ketinggalan Pesawat Menuju Makassar

Roket SLS, dikembangkan selama lebih dari satu dekade dan memiliki tinggi 98 meter (322 kaki).

Pada hari Rabu, roket itu berdiri di kompleks peluncuran bersejarah 39B, setelah merangkak semalam 10 jam dari gedung perakitan.

Untuk kita semua yang menatap Bulan, memimpikan hari dimana umat manusia kembali ke permukaan bulan, kawan, kita di sini. Kita akan kembali," kata administrator NASA Bill Nelson awal bulan ini.

BACA JUGA:Perbedaan dan Persamaan Uang Kertas 2022 dengan Emisi 2016

Kapsul Orion akan terbang ke Bulan dan 64.000 kilometer di luarnya, lebih jauh dari pesawat ruang angkasa berawak sebelumnya.

Dalam perjalanan kembali melalui atmosfer Bumi, dengan kecepatan 40.000 km per jam pelindung termal Orion harus menahan suhu setengah dari permukaan matahari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: