Soal Harga Mie Instan, Begini Komentar Manager Supermarket Plaza Asia

Soal Harga Mie Instan, Begini Komentar Manager Supermarket Plaza Asia

Plaza Asia tengah promo Richeese, mi goreng keju yang sudah bisa dibeli di supermarket Plaza Asia. -Instragram plazaasia.offocial-

KOTA TASIK, RADARTASIK – Manager Supermarket Plaza Asia Kota Tasikmalaya Heriyawan Teten memastikan, sepekan ke depan tidak ada kenaikan harga mie instan. 

Bahkan dirinya sejauh ini belum mendapat informasi apapun soal kenaikan harga mie instan dari pihak distributor.

“Kami menjamin sepekan ke depan tidak ada kenaikan. Sepekan Ya...!” ungkap dia kepada radartasik.disway.id, Kamis 11 Agustus 2022.  

“Memang isu yang berkembang saat ini (soal Mie Instan, Red) harganya naik tiga kali lipat. Tapi kan sudah dibantah Direktur PT.Indofood, seperti yang beredar di berita-berita,” tambah dia.

BACA JUGA:Mau Berburu Durian Lezat ? Datang Aja ke Plaza Asia

Seperti diketahui, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan harga mie instan tidak akan mengalami kenaikan tiga kali lipat seperti yang disampaikan Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) sebelumnya.

"Mie instan tidak akan naik tiga kali karena gandum memang trennya (pasokannya) naik," katanya Zulkifli seperti dikutip dari Antara melalui Disway.id, Kamis 11 Agustus 2022.

Zulkifli mengatakan, kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu ke Rusia membawa dampak baik terhadap ketersediaan dan pasokan gandum di Indonesia.

"Presiden pergi ke Rusia dan ternyata berhasil, gandum bebas sekarang. Jadi pasar gandum akan dibanjiri oleh Ukraina. Kemudian Australia panennya berhasil, Kanada berhasil, Amerika berhasil," ujarnya.

BACA JUGA:Bukber Istimewa di Foodcourt Plaza Asia, Tersedia 40 Tenant, Sajikan Kuliner Beragam  

"Justru menurut saya, gandum pada September akan turun harganya, trennya akan turun. Jadi kalau tiga kali tidak lah, kalau ada, kemarin naik sedikit iya," sambungnya.

Potensi kenaikan harga mie sampai 3 kali lipat sebelumnya disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo awal pekan lalu. 

Ia mengatakan kenaikan terjadi karena ratusan ton gandum tertahan akibat perang Rusia-Ukraina, sehingga harganya naik.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum tidak bisa keluar," kata SYL.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: