Wow! APBN Semester 1 Tahun 2022 Surplus Rp73,6 Triliun, Sri Mulyani: Kita Masih Tetap Harus Waspada...

Wow! APBN Semester 1 Tahun 2022 Surplus Rp73,6 Triliun, Sri Mulyani: Kita Masih Tetap Harus Waspada...

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati -Foto:tangkapanlayar/Kemenkeu-

JAKARTA, RADARTASIK.COMMenteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati memberikan tanggapan soal realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) semeseter 1 tahun 2022 tercatat surplus sebesar Rp73,6 triliun. 

Merespons hal itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati tekankan tetap waspada.

“Dengan potensi risiko global saat ini, kita masih tetap harus waspada. Untuk itu, APBN tahun 2022 akan terus bekerja sebagai shock absorber demi menjaga pertumbuhan ekonomi, melindungi masyarakat juga menjaga kesehatan APBN agar mampu menghadapi risiko di masa mendatang,” tulis Sri Mulyani di unggahan instagramnya, Kamis, 28 Juli 2022.

BACA JUGA:Menko Airlangga Hartarto: Perjanjian RCEP Pulihkan dan Perkuat Ekonomi Global

Pemerintah, sebelumnya, melalui Menteri Keuangan merilis realisasi APBN semester 1 tahun 2022 pada 28 Juli.

Dalam rilisannya itu dirincikan pendapatan negara sampai dengan juni 2022 sebesar Rp1.317,2 triliun, sementara realisasi belanja negara sebesar Rp1.243,6 triliun. Dari selisih itu, Kemenkeu mengklaim APBN surplus Rp73,6 triliun.

“Semester ini APBN kita menunjukkan kinerja positif. Pendapatan negara tumbuh signifikan karena dampak positif pemulihan ekonomi yang kuat,” jelas Sri Mulyani.

BACA JUGA: Agar Murid Tak Lagi Belajar di Tenda, 6 Ruang Kelas SDN Bojongkapol Tasikmalaya Akan Diperbaiki, Anggarannya?

Di tengah risiko global yang makin meningkat dan terus berlanjut, kata Sri Mulyani, Indonesia satu dari sedikit negara yang mampu kuat menghadapi pandemi dan krisis global.

“Hingga Juni 2022 inflasi Indonesia berada di tingkat 4,4%, relatif lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Amerika, UK, dan Eropa yang inflasinya mencapai 8-9%,” papar Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan, kinerja positif pemulihan ekonomi ini, membutuhkan dukungan dari semua daerah.

“Meski kinerja pemungutan pajak daerah meningkat 9,2%, belanja APBD perlu diakselerasi gar lebih optimal melindungi masyarakat,” tandasnya. (arya/fajar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: