Tahun Lalu Jumlah Hewan Kurban di Kabupaten Tasikmalaya Capai 6 Ribu Ekor, Sekarang Berkurang, Penyebabnya…

Tahun Lalu Jumlah Hewan Kurban di Kabupaten Tasikmalaya Capai 6 Ribu Ekor, Sekarang Berkurang, Penyebabnya…

TASIKMALAYA, RADARTASIK.COM – Jumlah total hewan kurban di Kabupaten Tasikmalaya yang disembelih saat Idul Adha tahun ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan 2021.

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya mencatat tahun 2021, jumlah hewan kurban yang disembelih mencapai 6 ribu ekor sapi dan kambing. 

Untuk tahun ini, jumlah hewan kurban yang disembelih di Kabupaten Tasikmalaya jumlahnya lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. 

BACA JUGA: Ngaku Dewa Matahari, Seorang Pria di Lebak Banten Kini Berurusan dengan Polisi

"Saat ini memang terlihat ada penurunan dibandingkan tahun lalu, yang jumlah totalnya ada 6.000 hewan kurban yang disembelih," kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Heri Kusdiana, Rabu 13 Juli 2022.

Heri menilai, yang menjadi penyebab penurunan penyembelihan hewan kurban itu, salah satunya dengan adanya wabah PMK

"PMK salah satu penyebab menurunnya penyembelihan hewan kurban, selian kondisi ekonomi saat ini," ungkap Heri.

BACA JUGA: Ini Cara Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya Melestarikan Wayang Golek

Meski begitu, kata dia, sampai saat ini, pihaknya tidak menerima laporan ada hewan kurban yang mengalai penyakit mulut dan kuku.

"Alhamdulillah kemarin tidak ada hewan sakit, karena memang kedatangannya cepat sebelum akhirnya disembelih," kata Heri.

Hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan data secara keseluruhan jumlah hewan kurban yang disembelih. 

Hasil pemeriksaan tim kesehatan hewan, kata dia, yang ditemukan adalah adanya 5 sapi terjangkit cacing pita pada hatinya. 

"Ada sekitar lima ekor yang ditemukan cacing pita pada pemeriksaan kemarin, salah satunya di Kecamatan Pagerageung," katanya.

Meskipun terdapat cacing hati, pada lima ekor hewan kurban itu, untuk dagingnya, kata dia, masih tetap bisa dikonsumsi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: