PBB: Israel Harus Masuk dalam Daftar Hitam Setelah Melakukan Kekerasan Terhadap 1.208 Anak Palestina

PBB: Israel Harus Masuk dalam Daftar Hitam Setelah Melakukan Kekerasan Terhadap 1.208 Anak Palestina

RADARTASIK.COMIsrael harus dimasukkan dalam daftar hitam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa jika terus melakukan kekerasan pada anak-anak Palestina pada tingkat yang sedemikian tinggi.

Hal itu dikatakan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Senin 11 Juli setelah muncul laporan publikasi terbaru Badan Internasional tentang anak-anak dan Konflik Bersenjata.

PBB memverifikasi terjadi 2.934 “pelanggaran berat ” oleh Israel terhadap 1.208 anak-anak Palestina termasuk sembilan anak-anak Israel yang masuk dalam laporan tersebut.

BACA JUGA:Warga Israel Tusuk Pria Palestina Sampai Meninggal

Selain itu, pasukan Israel telah membunuh 78 anak-anak Palestina, membuat 982 orang cacat dan menahan 637 orang menurut laporan itu.

PBB juga menambahkan bahwa 75% dari para tahanan dilaporkan mengalami kekerasan fisik oleh zionis Israel.

“Saya terkejut dengan jumlah anak-anak yang terbunuh dan cacat oleh pasukan Israel selama permusuhan, dalam serangan udara di daerah berpenduduk padat dan melalui penggunaan peluru tajam selama operasi penegakan hukum ,” tulis pemimpin PBB itu dikutip dari Rssian Today.

BACA JUGA:200 Pemuda Palestina Terluka, Bentrok dengan Zionis Israel yang Gunakan Peluru Tajam dan Gas Air Mata

“Jika situasinya berulang pada tahun 2022, Israel harus masuk daftar hitam,” lanjutnya.

Daftar Hitam ditemukan di akhir setiap laporan tahunan anak-anak yang terkena dampak dari konflik bersenjata.

Israel belum dimasukkan dalam daftar hitam walaupun sudah sering melakukan melakukan pelanggaran hak asasi anak-anak.

BACA JUGA:Sedang Rayakan Isra Miraj, Warga Palestina Diserang Tentara Israel, Bayi Terluka..

Beberapa diplomat telah menyarankan Israel masuk ke dalam daftar hitam, namun mereka baru-baru ini menekan PBB untuk tidak memasukkan namanya dalam daftar.

Laporan tahun 2021 menemukan total 2.515 anak terbunuh dan 5.555 cacat dalam semua konflik global sepanjang tahun, dengan 6.310 anak-anak direkrut atau digunakan dalam konflik semacam itu.

Sementara jumlah terburuk dilaporkan terjadi di Israel dan Palestina dan Yaman di mana koalisi pimpinan Saudi terus menyerang meskipun ada gencatan senjata yang ditengahi PBB.

Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, dan Somalia juga memiliki jumlah pelanggaran yang tinggi.

Laporan edisi 2022 juga akan mencakup pelanggaran yang diverifikasi PBB di Ukraina, Ethiopia dan Mozambik, kata Guterres.

Kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet menghitung 335 anak-anak diketahui tewas di Ukraina pada 3 Juli dan mengatakan angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi.

Namun dia tidak merinci siapa yang harus disalahkan atas kematian anak-anak tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: