Twitter dan YouTube Angkatan Darat Inggris Terkena Serangan Siber

Twitter dan YouTube Angkatan Darat Inggris Terkena Serangan Siber

ITALIA, RADARTASIK.COM - Akun media sosial Angkatan Darat Inggris diretas, tampilan twitter dan youtube menampilkan konten terkait cryptocurrency dan NFT menurut kementerian pertahanan.

Kementerian pertahanan kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “pelanggaran akun twitter dan youtube Angkatan Darat yang terjadi sebelumnya telah diselesaikan dan penyelidikan sedang berlangsung.”

“Angkatan Darat menangani keamanan informasi dengan sangat serius dan sampai penyelidikan mereka selesai, tidak pantas untuk berkomentar lebih lanjut,” kata militer.

BACA JUGA:Washington Akan Membalas Moskow Atas Dugaan Serangan Siber di Ukraina

Angkatan Darat Inggris meminta maaf atas "gangguan sementara itu" dan berjanji untuk memperkuat keamanan media sosialnya.

Menurut media, akun Twitter yang diretas menampilkan pesan terkait dengan non-fungible token (NFT), sertifikat unik yang menyatakan kepemilikan aset digital di web seperti gambar, video, file musik, aset game bahkan tweet.

Judul profil akun militer diubah agar tampak terkait dengan koleksi The Possessed NFT. Tweet yang disematkan mengarah ke situs web pencetakan NFT palsu.

BACA JUGA:Perusahaan Energi Belgia Melaporkan Terkena Serangan Siber

Tangkapan layar yang diambil dari situs YouTube militer Inggris menunjukkan tampilanya diubah menjadi perusahaan Ark Invest yang menampilkan video tentang cryptocurrency dan gambar pengusaha miliarder Elon Musk.

Dikutip dari Russian Today, sejauh ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas peretasan tersebut.

Serangan itu terjadi beberapa hari setelah kepala Pusat Keamanan Siber Nasional, Lindy Cameron, mengungkapkan bahwa agensinya telah menangani "insiden signifikan secara nasional" bersama dengan ratusan serangan dunia maya umum yang "mempengaruhi Inggris secara lebih luas setiap tahun."

BACA JUGA:Uni Eropa akan Mengadakan Latihan Serangan Siber Skala Besar

Serangan siber itu bukan pertama kalinya dialami militer Inggris. Pada tahun 2020, penyusup mencuri database kontraktor kementerian pertahanan Interserve yang mencakup rincian data pribadi hingga 100.000 karyawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today