HM Yusuf vs Yanto Oce, Pilkada Kota Tasik Siap Kapan Saja
Reporter:
andriansyah|
Senin 01-03-2021,14:00 WIB
TASIK - Plt Wali Kota Tasikmalaya H Muhamad Yusuf menjadi kandidat paling kuat untuk maju kembali di Pilkada Kota Tasikmalaya selanjutnya.
Apalagi tidak lama lagi, Ketua DPD Partai Golkar Kota Tasikmalaya itu akan secara definitif menjadi orang nomor satu, paska di vonis bersalah Wali Kota Tasikmalaya non aktif H Budi Budiman oleh Pengadilan Negeri Bandung beberapa waktu lalu.
Sehingga, Yusuf akan menjadi petahana yang memiliki kekuasaan dan keleluasaan lebih dibanding kandidat lain. Hal ini, tentu membuat peluang Yusuf untuk menduduki kursi eksekutif kedua kalinya dianggap besar dengan status sebagai kandidat petahana.
Tetapi langkahnya itu pun, terus dibayang-bayangi figur muda yang baru muncul di awal tahun 2020 secara fenomenal berhasil menyita perhatian publik.
Dia adalah H Yanto Oce, berlatar belakang pegiat sosial yang kemudian kini berlabuh di PPP. Namanya pun kini mulai membumi ditelinga publik Kota Santri ini.
Dengan aksi masifnya melakukan gerakan sosial dan maraton bertemu simpul masyarakat.
Pria berkacamata itu diprediksi akan menjadi penantang paling serius H Yusuf di Pilkada Kota Tasikmalaya ke depan.
Apalagi gerilyanya Yanto Oce seolah tidak ada rem, meski gelaran Pilkada sendiri belum bisa dipastikan dilaksanakan tahun 2022 atau 2024.
Namun kiprahnya menyambangi masyarakat dan berbagi terus dilakukan Yanto Oce, tujuannya tentu untuk meyakinkan publik bahwa dirinya layak diberi amanah memimpin.
Bahkan baik Yusuf dan Yanto pun saat ini hampir melakukan metode sama dalam upaya merebut simpati publik.
Salah satunya dengan rutin membagikan sembako atau bantuan langsung kepada masyarakat.
Keduanya pun seolah tengah berlomba-lomba meyakinkan publik, bahwa mereka layak mendapatkan mandat dari masyarakat untuk memimpin kota yang kini mendapatkan predikat termiskin di Jawa Barat tersebut.
Pengamat Politik Tasikmalaya, Asep M Tamam mengatakan sosok yang nangkring di hati masyarakat Kota Tasikmalaya saat ini cukup banyak.
Tetapi di antara semua itu, sementara ini, nama H M Yusut dan H Yanto Oce memiliki porsi yang lebih.
Bukan tidak beralasan, yang pertama, Yanto Oce terus bergerak dengan tim cukup militan dan fanatis.
Pergerakannya, nyaris tiap hari dipertontonkan di publik. Sementara H Yusuf memiliki keuntungan sebagai pejabat publik nomor satu di Kota Tasikmalaya.
Bagaimanapun juga, geraknya terkonsep sebagai Plt Wali Kota Tasikmalaya. Ditambah timnya pun kini sudah tampil dan berani menggadang beliau menuju Pilkada 2024.
Kehadiran keduanya, kata Asep, sejatinya mampu mengangkat citra partai.
Meski PPP menyimpan kandidat lain yang juga mengkilap, kehadiran Yanto Oce mesti disikapi secara positif untuk mengatrol suara PPP yang kalah di Pileg 2019.
Sedangkan H Yusuf, secara tidak langsung memberi pesan tentang gerakan Partai Golkar di Kota Tasikmalaya.
Ketika ditanya plus minus dari kedua kandidat terkuat tersebut? Asep menganalisa keduanya memiliki plus minus.
H Yusuf plusnya karena ia menjadi ketua partai. Selain itu, sebagai Plt Kepala Daerah, ia akan mudah membuat jaringan, menciptakan simpul-simpul kekuatan yang mungkin tak terlihat oleh pihak lain.
Minusnya, usia di atas 60 tahun cukup riskan. Aktivitas kunjungan hariannya seringkali tak menyentuh semua jadwal yang tertulis di buku agenda kegiatan.
Sementara, Yanto Oce relatif muka baru, semangat baru, dan harapan baru. Sejauh ini namanya cukup hits. Belum memiliki catatan hitam pada dunia politik.
Minusnya, Yanto Oce bukan ketua partai sehingga peluang maju masih bisa direbut oleh pihak lain yang menunggu peruntungan.
Perjuangan menuju tiket masih harus dipersaingkan. Sebab mendapatkan SK DPP adalah langkah yang sulit diprediksi karena tak ada prosedur formal kepartaian.
Ditambah konsep perjuangannya pun sepertinya belum dimatangkan, bahkan beberapa timnya sering tak terkawal.
Di media sosial contohnya, sering melakukan aktivitas yang kurang produktif. Misalnya dengan melakukan manuver kepada pihak lain. Itu mesti direfleksi.
Kiprah keduanya dalam meraih simpati publik terus berlangsung. Apalagi karena Pilkada menjadi 2024, maka meski konsep diubah, tetapi tidak boleh memberi pesan bahwa aktivitas berkurang dan melempem.
Dalam hal ini H Yusuf diuntungkan. Setahun ke depan masih sangat panjang untuk memperbaiki konsep sosialisasi.
Sementara Yanto Oce, jangan sampai perubahan jadwal Pilkada mengubah haluan dan berhenti di tengah jalan.
“H Yusuf menurut saya, dalam aktivitas hariannya tak harus memperlihatkan diri sebagai sosok untuk 2024. Sementara Yanto Oce, perlu tetap menyeimbangkan perhatian kepada publik dengan timnya yang turun dan dirinya yang turun ke masyarakat,” kata Asep yang sering menjadi pembicara nasional soal politik tersebut.
Lalu siapa yang akan unggul jika keduanya maju sebagai kandidat,? Kata Asep, sementara keduanya unggul dibanding yang lain.
Antara keduanya sulit melihat peluang siapa yang akan meraih lebih banyak simpati.
Sebab keduanya sama-sama memiliki peluang, keduanya mesti dijadikan referensi bagi sosok yang lain untuk bisa mengejar dan menyalipnya. (mrh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: