Berkiprah di Kabupaten, DHR Ingin Majukan Kota Tasik
Reporter:
syindi|
Jumat 26-02-2021,14:45 WIB
TASIK — Nama H Demi Hamzah Rahadian sudah tidak asing lagi di kalangan aktivis dan politisi di Tasikmalaya. Sebab sejak 2004, lelaki yang akrab disapa DHR itu sudah berkiprah sebagai Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya.
Dia memulai kariernya sebagai politisi PAN, nama DHR sebagai sosok muda di legislatif terus melejit. Hingga akhirnya, dia kini duduk sebagai Ketua Fraksi PDI-Perjuangan Kabupaten Tasikmalaya.
DHR pun mulai menakar diri mencermati kondisi Kota Tasikmalaya. Apalagi, dirinya tercatat sebagai warga Kota Resik.
Saat berbincang dengan Radar, DHR mengaku meski berkarier sebagai politisi di Kabupaten Tasikmalaya, namun dia berdomisili di Kota Tasikmalaya.
Untuk itu, DHR pun berkeinginan untuk membawa perubahan bagi Kota Tasikmalaya, termasuk dalam memaksimalkan potensi pemuda.
“Pastinya, siapa sih yang tidak ingin membawa daerahnya menjadi lebih baik,” kata DHR usai mengisi Podcast di Graha Pena Radar Tasikmalaya, Kamis (25/2/2021).
Menurut dia, salah satu cara efektif melakukan perubahan yakni dengan menjadi kepala daerah. Hal itu, tentunya akan dia upayakan demi Kota Tasikmalaya yang lebih baik.
“Kenapa lebih efektif, karena ketika menjadi penguasa kita bisa melakukan hal-hal yang tidak bisa dilakukan orang lain,” katanya.
Sebab, kata DHR, kekuasaan ibarat senjata yang tidak boleh dipegang orang yang salah. Ini diawali dari masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin. “Supaya kekuasaan dipegang oleh orang yang tepat,” ujar pria yang hobi menyanyi tersebut.
Selama ini, DHR mencermati dan meyakini Kota Tasikmalaya memiliki generasi muda yang potensial. Hanya saja potensi itu tidak dimaksimalkan oleh pemerintah daerah yang seharusnya bisa mengakomodir bakat para pemuda.
DHR meyakini Pemerintah Kota Tasikmalaya tahu akan bakat dan potensi para pemuda. Hanya saja hal itu, tidak dibarengi dengan tindak lanjut untuk dimaksimalkan.
“Setiap pemuda itu berbakat, tapi beda-beda,” ujarnya Saat ini, kata DHR, apresiasi dan dukungan pemerintah cenderung hanya di beberapa bidang prestasi saja.
Sehingga membangun stigma masyarakat bahwa bakat dan potensi tertentu saja yang patut dihargai dan dibanggakan. “Bahkan sering kali generasi muda itu dipaksa untuk bisa semua hal, padahal mereka punya bakat berbeda-beda,” katanya.
Pemerintah, sambung DHR, seyogyanya bisa memfasilitasi bakat dan kemampuan generasi muda di Kota Tasikmalaya supaya lebih optimal. Agar potensi-potensi tersebut tidak mubazir dan bisa bermanfaat untuk memajukan daerah.
“Salah satu contoh, di luar negeri yang naik gunung itu menghasilkan sebuah penelitian, di kita kebanyakan lebih pada buang uang,” ujarnya.
DHR tidak menyalahkan generasi muda yang punya hobi melakukan pendakian gunung. Tapi, dia menyesalkan potensi itu tidak ditangkap dan didukung pemerintah agar lebih bermanfaat.
“Harusnya pemerintah mendanai mereka agar aktivitas naik gunungnya menghasilkan sebuah penelitian,” kata dia mengharapkan.
Menurut DHR, ketimbang memAprioritaskan infrastruktur, pemberAdayaan generasi muda jauh lebih penAting. Karena itu, dia yakin setelah para pemuda difasilitasi, bisa memaksimalkan potensi dan kemamApuannya, sehingga manfaatnya akan kembali ke pemerintah daerah.
“Karena para pemuda akan mampu memberikan manfaat baik kepada pemerintah maupun masyarakat,” ujarnya mengakhiri perbincangan. (kim/rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: