Waspada! Menkes Sebut Puncak Gelombang Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Terjadi Juli

Waspada! Menkes Sebut Puncak Gelombang Omicron Subvarian BA.4 dan BA.5 Terjadi Juli

Radartasik, JAKARTA - Meningkatkan kembali kasus Covid-19 di sejumlah negara, termasuk di Indonesia, salah satunya disebabkan oleh Omicron Subvarian BA.4 dan BA. 

Diprediksi puncak terjadinya gelombang penularan Omicron varian baru itu terjadi pada Juli mendatang. 

Oleh karenanya, pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan (prokes) terutama memakai masker.

BACA JUGA:JKN-KIS Menjadi Penenang di Kala Penyakit Datang

Imbauan tersebut penting dilakukan untuk menekan laju penularan Covid-19 yang disebabkan oleh Omicron subvarian BA.4 dan BA.5.

”Pesan Bapak Presiden itu harus kita laksanakan, tetap waspada, hati-hati. Di luar bisa buka masker tapi begitu masuk di dalam kita harus tetap pakai masker, atau kalau di luar kerumunannya banyak pakai masker, atau kita merasa badan kita tidak sehat atau ada yang kita lihat duduk atau berdiri di sebelah kita, walaupun di luar, batuk-batuk, kita tetap pakai masker,” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kamis 16 Juni 2022, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

Menkes pun menyampaikan, kalau pihaknya terus memonitor perkembangan kasus Covid-19 global, termasuk pola penyebarannya.

BACA JUGA:Curhatan M Lutfi Sebelumnya Dicopot Jadi Mendag: Saya Ini Sudah Kayak Keset, Sudah Diinjek Sama Semua Orang

Menurutnya, Afrika Selatan sebagai negara pertama masuknya Omicron subvarian BA.4 dan BA.5, puncak kasusnya sepertiga berasal dari Omicron atau Delta sebelumnya.

"Jadi kalau kita Delta dan Omicron puncaknya di 60 ribu kasus sehari, kira-kira nanti estimasi berdasarkan data di Afrika Selatan mungkin puncaknya kita di 20 ribu per hari,” ujarnya.

Dengan kasus konfirmasi harian sekitar seribu kasus per hari, Menkes menyampaikan bahwa Indonesia saat ini masih berada pada level 1.

Berdasarkan standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk kasus konfirmasi level 1 adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk.

BACA JUGA:Ini Cerita Awal Mula Loka POM Tasikmalaya Menemukan Pabrik Mie Basah Mengandung Formalin

“Kalau di-translate untuk penduduk Indonesia sekitar 7.700 per hari. Jadi itu adalah level threshold pertama di mana level transmisi berdasarkan WHO Indonesia akan naik ke level 2,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: