Biden: Perusahaan Minyak Menghasilkan Lebih Banyak Uang Daripada Tuhan

Biden: Perusahaan Minyak Menghasilkan Lebih Banyak Uang Daripada Tuhan

Radartasik, AS, Joe Biden mengecam raksasa minyak Exxon dan menuduh perusahaan menghasilkan "lebih banyak uang daripada Tuhan" disaat banya orang Amerika menderita karena harga harga gas yang tinggi.

Namun Exxon mengatakan mereka telah meningkatkan produksi, sedangkan kaum konservatif menyalahkan kenaikan harga gas karena kebijakan Biden sendiri.

Berbicara di Pelabuhan Los Angeles, Biden menemukan beberapa “kambing hitam” termasuk industri perkapalan dan Vladimir Putin juga menyalahkan rantai pasokan karena rekor harga gas dan tingkat inflasi yang tinggi selama 40 tahun,

Mengenai harga gas, Biden menyalahkan raksasa minyak Exxon karena terlibat dalam pembelian kembali saham daripada memperluas aktivitas pengeborannya.

Exxon menghasilkan lebih banyak uang daripada Tuhan tahun ini,” katanya kepada wartawan.

“Satu hal yang ingin saya katakan tentang perusahaan minyak… mereka tidak mengebor, karena mereka menghasilkan lebih banyak uang bukan memproduksi lebih banyak minyak,” kecam Biden dikutip dari Russian Today.

Ia menambahkan, "Alasan mereka tidak mengebor adalah mereka membeli kembali saham mereka sendiri, yang seharusnya dikenakan pajak. "Exxon, mulailah berinvestasi dan mulai bayar pajak Anda, terima kasih."

Juru bicara Exxon kemudian mengatakan kepada Forbes bahwa perusahaan tersebut sebenarnya telah meningkatkan pengeborannya di Permian Basin di bawah Texas sebesar 70% antara 2019 dan 2021.

Exxon juga menerangkan menghabiskan 50% biaya lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas penyulingan di wilayah ini pada 2022 versus 2021.

Juru bicara itu mengatakan bahwa Exxon kehilangan lebih dari $20 miliar pada tahun 2020 dan membayar pajak $40,6 miliar pada tahun 2021, meningkat $17,8 miliar dari tahun 2020.

BACA JUGA:Biden: AS Darurat Energi

Dengan inflasi, harga gas dan kekhawatiran ekonomi secara umum menjadi tiga masalah teratas bagi pemilih Amerika, jajak pendapat ABC News baru-baru ini menemukan bahwa 71% orang Amerika tidak menyetujui upaya Biden untuk mengekang kenaikan harga, dan 72% tidak puas dengan upayanya untuk menurunkan harga, khususnya gas.

Selain menyalahkan perusahaan seperti Exxon, Biden telah berulang kali menggunakan frasa “kenaikan harga Putin” dalam upaya untuk menyalahkan pemimpin Rusia dan operasi militer Moskow di Ukraina atas lonjakan biaya hidup di AS.

Namun, tingkat inflasi AS naik tajam sejak Biden menjabat Januari lalu, melonjak dari rata-rata 1,4% pada Desember 2020 menjadi 7% pada Desember 2021, dua bulan sebelum pasukan Rusia memasuki Ukraina.

Harga gas juga naik dari rata-rata $2,28 per galon pada Desember 2020 menjadi $3,40 setahun kemudian.

Kritikus menyalahkan Biden karena kebijakan pengeluaran liberal presiden telah mendorong inflasi, sementara kebijakan energi hijaunya, termasuk larangan sewa pengeboran baru dan penutupan pipa Keystone XL Kanada-AS selama minggu pertamanya menjabat telah menghalangi industri energi Amerika.

Selain itu, keputusannya untuk mengembargo impor minyak dan gas Rusia juga telah membatasi pasokan bahan bakar AS.

Janet Yellen, Menteri Keuangan membantah bahwa keserakahan perusahaan bertanggung jawab atas kesengsaraan ekonomi AS saat ini.

Berbicara di sebuah acara yang diselenggarakan oleh New York Times, Yellen menyalahkan inflasi pada kekuatan "permintaan dan penawaran."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: russian today