Kelola Sampah Mulai Dari Rumah

Kelola Sampah Mulai Dari Rumah

When environment changes, there must be a corresponding change in life. Charles Lindbergh.

Tahukah sobat, tanggal 5 Juni kemarin diperingati hari Lingkungan Hidup sedunia? Peringatan Hari Lingkungan Hidup bertujuan untuk mengingatkan semua pihak bahwa persoalan lingkungan harus menjadi perhatian utama bagi seluruh komponen masyarakat, termasuk persoalan sampah yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan.

Sampah yang dihasilkan di Indonesia dibuang tanpa diolah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berperan dalam mencemari ekosistem dan lingkungan. Komposisi sampah yang terdapat di Indonesia antara lain 60% sampah organik, 14% sampah plastik, 9% sampah kertas, 4,3% logam, 12,7% kaca, kayu dan bahan lainnya. Paradigma pengelolaan sampah yang selama ini diterapkan adalah pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan yang digunakan untuk masalah sampah kota adalah dengan land filling pada TPA. 

Sampah menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, merupakan sisa-sisa kegiatan manusia sehari-hari dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah, di sisi lain, adalah kegiatan yang sistematis, komprehensif dan berkelanjutan yang mencakup pengurangan dan pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah dilakukan atas asas tanggung jawab, asas berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas keselamatan, asas keamanan dan asas nilai ekonomi.

BACA JUGA: Pendidikan Kesetaraan Sama dengan Formal

Permasalahan sampah telah menjadi masalah yang mendesak, karena sangat berdampak terhadap lingkungan. Dengan peningkatan populasi yang cukup tinggi selama beberapa abad terakhir, masyarakat telah mengumpulkan limbah dalam jumlah besar tanpa sistem pembuangan yang tepat, hal tersebut diperkuat dengan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bahwa jumlah timbunan sampah secara nasional pada tahun 2021 dari 139 Kabupaten/kota sebesar sekitar 17,05 Juta ton / tahun. Di Kota Tasikmalaya sendiri, menurut Open Data Kota Tasikmalaya Jumlah Timbulan Sampah Menurut Kecamatan Tahun 2021, pada 10 kecamatan diperkirakan 321,19 ton / hari dengan jumlah jiwa 731.606 dengan asumsi 0,44 kg /orang. 

Komposisi sampah terbanyak di Indonesia merupakan jenis sampah sisa makanan yang tidak hanya terjadi pada tahun ini, tetapi juga beberapa tahun sebelumnya. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sebanyak 28,3% dari total sampah merupakan sampah sisa makanan sedangkan sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi sebesar 15,73%. 

Oleh karena itu, setiap orang perlu lebih sadar dan peduli tentang pengorganisasian yang lebih baik dan perencanaan pembuangan sampah yang lebih efisien dengan mengelola sampah  dari rumah. Tujuan pengelolaan sampah adalah untuk menambah nilai ekonomis sampah dan mengubahnya menjadi bahan yang tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah rumah tangga sejenis terdiri dari pengurangan dan pembuangan sampah. 

BACA JUGA: PPDB Dimulai, Sekolah Butuh Siswa Berprestasi

Pengelolaan sampah di Kota Tasikmalaya menggunakan mekanisme pengumpulan, pengangkutan dan penimbunan. Maka dari itu perlunya masyarakat memahami cara meminimalkan dan mengelola sampah rumah tangga. Cara sederhana dan efektif untuk meminimalkan sampah di rumah pengelolaan sampah lebih mudah jika semua rumah memiliki perencanaan dan klasifikasi sampah. Langkah pertama untuk meminimalkan sampah adalah dengan mengurangi sampah rumah tangga. Langkah selanjutnya adalah menggunakan kembali atau mendaur ulang bahan tersebut.

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah  rumah tangga sejenis terdiri dari pengurangan  dan pembuangan sampah. Pencegahan limbah meliputi (1) Batasi timbulan limbah, (2) Daur ulang sampah dan/atau (3) Pemanfaatan kembali limbah.

Sumber sampah didominasi oleh sampah rumah tangga (domestik) yaitu berkisar 60,23% dari total timbulan sampah, selain sampah domestik terdapat pula sampah non domestik seperti dari kegiatan pusat perniagaan, perkantoran, fasilitas umum, dsb. Dilihat dari timbulan sampahnya, Kota Tasikmalaya memproduksi sampah yang cukup tinggi, dikarenakan sebanding dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi pula. 

Menurut Standar Nasional Indonesia, timbulan sampah per kapita Kota Tasikmalaya masih masuk ke dalam kriteria kota sedang, namun produksi sampah setiap kecamatan di Kota Tasikmalaya cukup tinggi dan perlu dikelola serta ditangani dengan baik, baik dilakukan pengangkutan sampah ke TPA maupun pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Berbeda dengan sampak anorganik, sampah organik perlu ditangani dengan cepat, baik dilakukan dengan cara pengomposan maupun pengangkutan ke TPA, hal tersebut dikarenakan dapat menyebabkan proses dekomposisi yang menghasilkan bau dan air, proses tersebut terjadi pada sampah sisa makanan.

Sebagai bagian dari Hari Lingkungan Hidup, baiknya masyarakat dapat berkontribusi dalam gerakan pengurangan sampah dan pembuangan sampah di rumah masing-masing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: