Amerika Serikat Diambang Resesi Ekonomi, Bank Sentral Ungkap Datanya
Radartasik, WASHINGTON - Federal Reverse atau Bank Sentral Amerika Serikat menyampaikan adanya potensi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut di negara tersebut.
Salah satu indikasinya berdasarkan pelacak GDP The Fed, GDPNow Fed Atlanta, bahwa pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal kedua tahun ini hanya sebesar 0,9%. Adapun, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama telah turun sebesar 1,5%.
GDPNow mengikuti data ekonomi secara real time dan digunakan untuk memproyeksikan arah ekonomi.
BACA JUGA:Bank Dunia: Banyak Negara Berkembang Tidak Bisa Menghindari Resesi
Nah, datu data pada hari Selasa 7 Juni 2022 dikombinasikan dengan rilis terbaru lainnya, menghasilkan model yang menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi dari sebelumnya 1,3% menjadi 0,9%.
Secara rinci, pengeluaran konsumsi pribadi, ukuran pengeluaran konsumen yang berkontribusi hampir 70% dari PDB, mengalami penurunan menjadi 3,7% dari perkiraan sebelumnya 4,4%.
Hal yang sama juga terjadi pada investasi domestik swasta bruto riil yang sekarang diperkirakan sebesar 8,3% dari sebelumnya 8,5%.
BACA JUGA:Waduh, Harga Cabai Domba di Kota Tasikmalaya Tembus Rp 100.000 Per Kilogram
Kendati ada sedikit perbaikan dari sektor perdagangan dengan menurunnya defisit hingga US$ 20 miliar menjadi US$ 87,1 miliar pada April lalu. Tetapi angka tersebut masih tergolong tinggi menurut standar historis.
“Kita perlu melihat guncangan masa depan pada siklus bisnis. Perkiraan saya adalah ekonomi akan melambat untuk kembali ke tingkat pertumbuhan tren jangka panjang 1,8%,” tutur Joseph Brusuelas, kepala ekonom di perusahaan konsultan RSM, seperti dilansir Disway.id dari CNBC International, Rabu 8 Juni 2022.
Sebelumnya, pada April lalu, Deutsche Bank sempat memperingatkan kemungkinan Amerika Serikat akan mengalami resesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: