Keterlaluan! Geger Warga Gresik Nikah dengan Kambing Ternyata Hanya Demi Naikkan Pengunjung Medsos Semata

Keterlaluan! Geger Warga Gresik Nikah dengan Kambing Ternyata Hanya Demi Naikkan Pengunjung Medsos Semata

Radartasik, GRESIK - Dalam beberapa hari terakhir masyarakat GRESIK, Jawa Timur dan juga warganet digegerkan oleh beredarnya sebuah video yang memperlihatkan seorang warga di sana menikah dengan seekor kambing.

Kabarnya prosesi pernikahan antara manusia dengan kambing itu terjadi Pesanggrahan Keramat Ki Ageng, Desa Jogodalu, Kecamatan Benjeng.

Adalah pria bernama Saiful Arif yang dinikahkan dengan kambing tersebut. Dan layaknya pernikahan betulan, pria 44 tahun itu juga mengenakan busana penganten adat Jawa. 

Tak hanya itu proses ijab qabul pun dilangsungkan layaknya pernikahan menggunakan syariat Islam. Hanya saja, pasangan putrinya adalah kambing. 

BACA JUGA:Remaja 17 Tahun Diculik di Singaparna, Tasikmalaya, untuk Jaminan Utang Orang Tuanya Sebesar Rp 82 Juta

Sejumlah orang atau undangan pun terlihat menghadiri acara pernikahan nyeleneh itu.

Tak butuh lama peristiwa itu pun cepat menyebar ke jagat maya setelah diunggah ke sejumlah platform medias sosial (medsos).

Banyak pihak mengecam. Baik netizen atau ormas Islam. Maklum, dalam prosesi itu juga memakai kalimat Thoyyibah dan salawat Nabi. 

Terlebih, acara itu ikut hadir salah seorang anggota DPRD Gresik yang juga pemilik pesanggrahan tersebut.

BACA JUGA:24 Jam, Remaja 17 Tahun di Singaparna Diculik, Polisi Sita 19 Senjata Tajam dari Rumah Penculik di Kota Tasik

Setelah ramai mendapat kecaman banyak pihak, sejumlah pihak yang terlibat dalam prosesi pernikahan manusia dengan kambing itupun akhirnya meminta maaf. 

Pasalnya prosesi pernikahan antara manusia dan kambing itu bukanlah sungguhan, tetapi hanya sekedar konten untuk media sosial saja.

Mereka membuat pernyataan tertulis dengan disaksikan Muspika Benjeng dan sejumlah tokoh masyarakat. Termasuk Ketua MUI Kecamatan Benjeng KH Abdul Munif.

‘’Semoga ini menjadi pelajaran berharga. Agar (para pembuat konten) lebih berhati-hati, dengan lebih mengedepankan etika dan toleransi,’’ tegas KH Munif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: