Pedagang Diakomodir, Pusat Kota Pangling
Reporter:
andriansyah|
Rabu 06-04-2022,08:40 WIB
radartasik.com, INDIHIANG, RADSIK — Animo masyarakat yang menyambut wacana penataan Jalan HZ Mustofa sampai dengan Cihideung mesti dijadikan sinyal positif bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya secara menyeluruh. Rencana penataan yang merupakan janji politik wali kota itu bukan semata tugas dinas teknis yang berurusan dengan infrastruktur tetapi menjangkau segala aspek.
Anggota Komisi II DPRD Kota Tasikmalaya Isep Rislia menuturkan penataan di wilayah pusat kegiatan ekonomi tersebut bukan sebatas sisi fisik dan estetikanya saja. Namun, kemanfaatan bagi masyarakat yang rutin beraktivitas di sana menjadi prioritas. Di samping, penataan nantinya diharapkan membawa suasana baru yang lebih tertib dan menarik pengunjung luar daerah bertransaksi di sana.
”Namun, namanya ditata, mungkin pedagang kaki lima (PKL) di sana nanti akan lebih diatur. Supaya hak pejalan, aktivitas warga setempat saling tidak bersinggungan dan justru menarik kedatangan banyak orang, dan berimplikasi pendapatan warga di sana meningkat,” tutur Isep kepada Radar, Selasa (5/4/2022).
Otomatis, menurut dia, tindak lanjut penataan infrastruktur di bilangan HZ Mustofa nanti tidak sebatas pekerjaan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR).
Setelah direvitalisasi, nantinya aspek kemanfaatan ruang semi pedestrian mesti dicitrakan sebaik mungkin, yang tentu harus melibatkan analisa dan kajian komprehensif dinas teknis lain. ”Misalnya Dinas KUMKM Perindag (Koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan) dan Dinas Porabudpar (Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata) dari aspek pariwisatanya. Silakan, tuangkan inovasi jangan mentang-mentang penataan, stigmanya itu urusan fisik saja, kan bukan hanya itu,” tuturnya.
Ketua Fraksi Golkar tersebut memprediksi selama aktivitas fisik berlangsung, aktivitas niaga yang rutin dilangsungkan di kawasan itu akan terdampak. Upaya untuk mereduksi dampak signifikan, perlu edukasi dan antisipasi yang matang dari dinas teknis terkait.
”Otomatis mesti ada sosialisasi dan pemahaman dulu, menyeluruh agar tujuan penataan yang output-nya untuk kepentingan semua kalangan bisa dipahami utuh. Di sana dibutuhkan peran Binwasdal (Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian) dinas teknis terkait,” ujar Isep.
Dia menelaah sejumlah hal positif dampak dari HZ Mustofa dan Cihideung dibuat semi pedestrian, masyarakat bisa berbelanja sambil olahraga. Karena, tidak ada area parkir di kawasan itu yang mengharuskan pengunjung berjalan kaki. ”Selain itu, bisa menjadi peluang usaha jasa angkut barang ke area parkir. Kalau hujan membuka jasa sewa payung, insyaallah jadi pemerataan keramaian dan peningkatan usaha bagi pelaku usaha, toko-toko yang yang ada di sekitar HZ Mustofa dan Cihideung,” tuturnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan mengakui penataan perlu dipersiapkan dengan matang dibantu dinas teknis terkait. Supaya, ekses dari kegiatan yang bakal dilaksanakan pemerintah dalam waktu dekat, bisa diantisipasi semua pihak dan tidak ada korban atau pihak yang dirugikan secara signifikan. ”Beruntung ketika para pelaku usaha yang visioner atau inovatif, tentu akan menangkap peluang-peluang usaha baru ketika ada aktivitas di sana atau pascapenataan selesai. Namun, bagaimana warga yang tidak seperti itu, otomatis harus ada pembinaan dan perhatian dari dinas teknis sebagai asas keadilan,” kata politisi PKB itu.
Dia menekankan dinas teknis yang terkait dengan penataan di HZ Mustofa tidak pelit dalam menuangkan inovasi atau gagasan. Sebab, kerangka besar penataan areal tersebut tidak hanya mencakup urusan fisik melainkan komprehensif dari beragam aspek. ”Kita ketahui nantinya seusai penataan, tentu ada aspek budaya, sosial yang harus kita perhatikan. Jadi bukan mentang-mentang ini kaitan fisik, lantas urusan dinas bidang infrastruktur saja,” ujarnya.
Magnet Kunjungan
Sementara itu, Sekda Kota Tasikmalaya H Ivan Dicksan mengakui awal pekan ini Wali Kota H Muhammad Yusuf sudah menginstruksikan dinas-dinas terkait untuk melakukan langkah. Merespons hasil ekspose Dinas PUTR, berkaitan aktivitas fisik semi pedestrian yang akan membenahi trotoar dan drainase di HZ Mustofa sampai Cihideung. ”Termasuk nantinya akan dibuat sarana utilitas seperti kabel provider komunikasi, dan lain-lain itu ditanam di bawah. Seperti di Lingkar Utara kan ruang terbuka tertata rapi tidak terlalu banyak tiang kabel,” katanya.
Menurut dia, secara fisik sudah tergambarkan HZ Mustofa akan dibenahi seperti apa. Tinggal sisi pemanfaatan dan fungsinya yang harus didukung dinas lain. Bagaimana dinas yang tersangkut urusan aktivitas di jalan pusat perekonomian itu berinovasi agar HZ Mustofa dan Cihideung ke depan menjadi ikon baru daerah.
”Bagaimana memanfaatkan ruang trotoar selebar lima meter kiri dan kanan bisa jadi ikon dan daya tarik pengunjung luar daerah. Otomatis membutuhkan sentuhan OPD bidang kepariwisataan dan perdagangan agar kawasan estetis, tata kelola pedagang tertib dan menarik minat wisatawan untuk bertransaksi di sana,” harap Ivan.
Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ini menceritakan, sesuai arahan wali kota, para pedagang yang saat ini mengais rezeki di trotoar tetap diakomodir. Namun, ditata lebih rapi dan layak sehingga tidak terkesan kumuh. ”Kemudian malam hari nanti misal mau digunakan untuk area kuliner atau diberdayakan seperti apa areal itu, silakan dinas-dinas bisa berimprovisasi dengan kajian dan inovasinya masing-masing,” katanya.
”Bagaimana menata bangku, lampu, dan area pedestriannya supaya benar-benar menjadi ikon baru daerah. Di kala kita sudah memiliki Taman Kota yang berada di sekitaran Masjid Agung, ke arah pusat perekonomiannya kita ada selasar HZ dan Cihideung,” ujar Ivan menggambarkan. (igi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: