Mudik Lebaran 2022 Diprediksi Diikuti 79 Juta Orang, Lebih Semarak, Tanpa Penyekatan di Jalan
Reporter:
usep saeffulloh|
Sabtu 02-04-2022,22:00 WIB
Radartasik.com, Mudik Lebaran 2022 akan lebih semarak karena diperkirakan akan diikuti 79 juta orang. Demikian analisis Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
“Kami tengah menyiapkan surat edaran petunjuk teknis pelaksanaan perjalanan di masa
mudik dengan merujuk pada surat edaran dari
Satgas Penanganan Covid-19,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (2/4/2022).
Budi Karya melanjutkan, pemerintah tidak melakukan penyekatan pada masa
mudik tahun ini. Meski demikian, Kemenhub akan berkoordinasi dengan TNI, Polri, Kemenkes dan Pemda untuk melakukan
random check (pengecekan acak) di titik-titik seperti rest area, terminal, dan jembatan timbang, dalam upaya memastikan penerapan prokes berjalan dengan baik, dan juga mendorong tingkat
vaksinasi.
Terkait aspek keselamatan, sejumlah upaya yang akan dilakukan Kemenhub diantaranya yaitu, melakukan ramp check kelaikan transportasi massal dan melakukan pemeriksaan kesehatan kepada awak transportasi.
Kemudian, untuk menjaga keamanan dan kelancaran, sejumlah upaya telah disiapkan seperti manajemen rekayasa lalu lintas, serta pengaturan terhadap kendaraan barang seperti pembatasan kendaraan barang sumbu 3 dan pembatasan waktu operasional kendaraan barang.
“Peran serta dan dukungan masyarakat dengan menjadi pemudik yang bertanggung jawab, menjadi faktor penting dalam mewujudkan perjalanan
mudik yang selamat, aman, nyaman, sehat, dan tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19 usai masa
mudik,” tuturnya.
Jumlah Warga yang Divaksinasi Terus Meningkat
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, berdasarkan situasi
pandemi yang semakin membaik dan semakin meningkatnya masyarakat yang sudah divaksin, maka pemerintah pada tahun ini memperbolehkan masyarakat untuk
mudik.
“Bagi masyarakat yang sudah vaksin ketiga tidak perlu melakukan testing (PCR atau antigen). Namun masyarakat tetap harus menerapkan prokes (3M) yang ketat agar kasus Covid-19 semakin rendah,” ucapnya.
Muhadjir mengatakan, kunci sukses penyelenggaraan angkutan lebaran adalah penyiapan armada moda transportasi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang, serta penerapan disiplin prokes di simpul-simpul transportasi.
“Kita juga harus manfaatkan masa ini untuk terus meningkatkan angka
vaksinasi dan kami imbau masyarakat untuk segera melakukan
vaksinasi,” ujarnya.
Kemenhub Cek Angkutan
''Pada tahun ini keinginan masyarakat untuk
mudik sangat tinggi. Selain kita harus intensif berkoordinasi dengan
Satgas Penanganan Covid-19 terkait penerapan prokes, juga harus mengintesifkan pengecekan terkait aspek keselamatan,” jelas dia, Kamis (31/3/2022).
Ia mengatakan, ramp check terhadap kelaikan angkutan jalan seperti bus harus dilakukan dengan detail dan sejak dini.
”Dalam diskusi dengan Kakorlantas, ramp check khususnya kepada bus pariwisata harus dilakukan. Jangan abai, karena kalau sudah dekat-dekat lebaran kita susah untuk mengontrol. Kita tidak ingin nanti tiba-tiba ada kejadian (kecelakaan),” ujarnya.
Selain melakukan pengecekan terhadap kelayakan kendaraaannya, pengecekan juga dilakukan terhadap para pengemudinya. Menhub meminta Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) bekerja sama dengan Dinas Perhubungan di Daerah dan juga Kemenkes, untuk melakukan pemeriksaan kesehatan para pengemudi bus di terminal.
''Kita ingin supir diperiksa kesehatannya, apakah ada darah tinggi, atau penyakit lainnya, yang dapat membahayakan keselamatan. Pastikan mereka dalam keadaan sehat, berkendara dengan santun, tidak ugal-ugalan,” ucap Menhub.
Lebih lanjut, ia mengarahkan sejumlah jajaran, seperti Ditjen Perhubungan Darat untuk melaksanakan program kerjanya di tahun 2022. Sejumlah arahan Menhub di antaranya memastikan program yang dijalankan dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.
”Kalau bangun terminal atau bus penumpangnya banyak dan tempatnya bersih. Kita ingin angkutan bus makin diminati masyarakat,” ungkap Menhub.
Kedua, meningkatkan konektivitas antar moda transportasi jalan dengan moda lainnya seperti kereta api. Ketiga, berkolaborasi dengan sejumlah pihak, yakni akademisi, daerah, swasta, masyarakat dan unsur terkait lainnya untuk terus meningkatkan minat masyarakat menggunaan angkutan jalan.
Dan terakhir, mengantisipasi terbatasnya alokasi anggaran APBN dengan membentuk Badan Layanan Umum pada sejumlah BPTD yang memiliki potensi, agar dapat secara mandiri meningkatkan pelayanannya tanpa harus mengandalkan APBN.
”Lakukan tugas dengan konsisten. Tanpa adanya konsistensi pekerjaan tidak akan terlaksana dengan baik dan tujuan yang ingin dicapai tidak dapat diraih dengan baik dan maksimal,” tutur Menhub. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: