A 121 House: Semua Kebutuhan Berada di Satu Lantai

A 121 House: Semua Kebutuhan Berada di Satu Lantai

radartasik.com, RUMAH mesti accessible untuk setiap penghuninya. Tak terkecuali orang lanjut usia yang sudah tentu memiliki kebutuhan berbeda dengan orang-orang muda.

Nah, A 121 House rancangan Erwin Kusuma dan Regina Winarni dari e.Re Studio Architects bisa menjadi contoh sempurna untuk kebutuhan tersebut.

Dibangun di lahan seluas 300 meter persegi di Bandung, Jawa Barat, rumah tersebut dihuni sepasang lansia berusia sekitar 70 tahun.

Mereka cuma ingin istirahat sambil sesekali menikmati waktu dengan cucu-cucu di masa tuanya. Karena itu, dibangun rumah yang praktis.

Hal pertama yang dipikirkan Erwin Kusuma dan Regina Winarni, rumah itu harus bisa mencakup semua kebutuhan dengan hanya satu lantai.

A 121 House memang terdiri atas dua lantai. Namun, hampir semua kegiatan dilakukan di lantai 1. Setelah melalui carport dan area entrance, terdapat ruang keluarga, kamar mandi, dapur, hingga kamar tidur.


Tiap ruangan dibuat dekat satu sama lain. ”Misalnya, living room yang bisa dibilang langsung terhubung dengan dining room dan kitchen, juga dekat dengan kamar. Jadi, kalau malam sudah lelah nonton TV dan ingin tidur, pindah ke kamar dekat,” kata Regina kepada Jawa Pos, Kamis (10/3/2022).

Meski layout-nya intim, rumah itu tidak terasa sempit tapi juga tidak terlalu luas sehingga melelahkan bagi penghuninya.

Hal itu berkat pengaturan sirkulasi udara yang sangat baik. Desainnya memungkinkan penetrasi cahaya alami yang maksimal ke dalam rumah dari arah timur saat pagi. 

Cross ventilation juga membantu menurunkan suhu ruangan di siang hari menjadi lebih nyaman, yaitu 24-25 derajat Celsius.

Lalu, saat malam, ruangan terasa lebih hangat. Dengan begitu, penghuni rumah akan merasa nyaman. Pasalnya, udara malam di Bandung cukup dingin.

”Kebutuhan ini sebetulnya tidak hanya untuk lansia, tapi buat siapa pun yang menginginkan rumah sehat dan nyaman,” terang Regina.

Erwin Kusuma dan Regina Winarni mempertimbangkan banyak hal kecil untuk mempermudah penghuni rumah. Misalnya, plafon dibuat lebih rendah agar mudah dibersihkan.

Selain itu, anak tangga dibuat lebih pendek, yaitu 15 sentimeter. ”Di Indonesia rata-rata 17,5-18 sentimeter. Kami buat lebih pendek agar penghuni mudah melangkah,” tuturnya.

Mereka juga menyiapkan banyak ruang penyimpanan. ”Banyak barang peninggalan zaman dulu yang masih disimpan. Orang yang hidup selama 70 tahun tentu memiliki lebih banyak barang,” ujarnya.

Tak heran, banyak lemari di beberapa sudut rumah. Barang-barang tak terpakai pun bisa disimpan dengan rapi tanpa mengganggu kelegaan ruang. (Jawa Pos)

HIGHLIGHTS


Desain Timeless

Rumah ini dibangun dengan warna-warna netral yang hangat. Tak hanya memberi kesan homey tapi juga timeless. Misalnya, concrete wall abu-abu yang dipadukan dengan furnitur kayu. Hal itu juga menjawab keinginan penghuni rumah yang tidak suka terlalu banyak warna.

Frame Fasad

Ada frame dinding yang menjadi highlight fasad. Bentuknya persis seperti pigura yang memiliki lubang di tengahnya. Dinding itu menjadi aksen sekaligus second skin yang membedakan pengolahan fasad. Frame itu pun menjaga privasi agar orang yang lewat tidak bisa melihat ke dalam rumah.

Space dan Taman

Regina dan Erwin membuat space kecil di samping agar rumah itu tidak menempel dengan dinding tetangga. Space tersebut bisa digunakan tukang kebun atau petugas service yang ingin ke belakang rumah tanpa memasuki rumahDi belakang rumah memang terdapat taman yang terhubung dengan ruang keluarga.

Lantai Dua

Jika seluruh aktivitas dilakukan di lantai 1, maka lantai 2 adalah area servis dan kamar penyimpanan. Saat ini rumah itu memang hanya dihuni sepasang suami istri. Namun, jika kelak dibutuhkan asisten rumah tangga, dia bisa menempati lantai 2.

Arsitek

Luas tanah
300 meter persegi

Luas bangunan
130 meter persegi

Lokasi

Lama pengerjaan
1 tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: