Jika Konsumsi Garam Berlebihan, Risiko Hipertensi Tetap Ada Meski Sudah Olahraga
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Senin 14-03-2022,13:00 WIB
Mengonsumsi garam jangan berlebihan dan jangan kekurangan, karena jika berlebihan akan berefek kepada hipertensi.
Konsumsi
garam yang berlebihan dikaitkan erat dengan
hipertensi. Asupan
garam berlebihan dalam jangka panjang bisa menyebabkan tingginya tekanan pada
arteri.
Dampaknya, otot-otot
jantung jadi lebih besar karena harus melawan tekanan tinggi di
arteri. Akhirnya bisa timbul disfungsi sistolik dan distolik.
Di dalam pembuluh darah, asupan
garam berlebihan bisa menimbulkan penebalan.
”Elastisitas pembuluh darah kemudian berkurang,” jelasnya dalam sesi Ajinomoto Media Appreciation Day beberapa waktu lalu.
Tekanan darah tinggi yang tidak segera ditangani bisa mengakibatkan komplikasi. Johanes mengatakan,
hipertensi yang tak terkendali bisa menimbulkan komplikasi gagal ginjal.
Karena itu, penting menjaga konsumsi
garam sesuai batasnya. Johanes menjelaskan, batasan yang tepat adalah 5 gram per hari atau setara satu sendok teh. Kandungan tersebut sudah mencakup di semua menu makanan dan snack yang dikonsumsi.
”Tekanan darah tinggi ini sistemis sehingga faktornya bukan hanya makanan,” jelas dr Gunawan Yoga SpJP.
Orang dengan diabetes memiliki kemungkinan lebih besar terkena
hipertensi. Begitu juga dengan masalah pada ginjal, kolesterol tinggi, atau kelainan hormon.
Faktor keturunan, usia, dan jenis kelamin juga memengaruhi
hipertensi. Gunawan menjelaskan, pada perempuan ada hormon estrogen yang menjaga tubuh dari
hipertensi.
”Saat memasuki menopause, produksi hormon berubah sehingga risiko
hipertensi jadi lebih tinggi,” paparnya.
Gunawan mengatakan,
hipertensi memang patut diwaspadai. Sebab, gejala yang dialami tidak kentara.
”Kita sebut
silent symptom. Jadi, baru bergejala saat sudah ada komplikasi,” tegas Gunawan. Pada kejadian insidental,
hipertensi baru terlihat dari hasil pemeriksaan untuk kondisi kesehatan yang lain.
Pasien harus segera ditangani untuk mengontrol tekanan darah. Salah satunya, pembatasan konsumsi
garam. Pembatasan dilakukan sesuai dengan gaya hidup pasien.
”Jadi cukup bervariasi, ada yang dibatasi hanya 1,5 gram per hari,” jelasnya. Ada pula yang sampai 3,4 gram atau 4 gram. Asesmen memang harus dilakukan secara menyeluruh.
Kurangi Makanan Olahan dan Kerupuk
Apakah ada takaran garam tertentu untuk tiap masakan?
Penggunaan
garam dalam masakan bergantung pada selera. Kalau melihat hasil penelitian, rata-rata itu 0,8 persen dalam cairan. Jadi, takarannya adalah 8 gram/1 liter air.
Supaya rasanya pas, tidak terlalu asin. Ditakar berapa liter air yang digunakan untuk sup. Kalau pada tumisan, memang seharusnya lebih sedikit. Jadi,
garam juga jangan terlalu banyak. Dalam tumisan, bisa optimalkan bumbu seperti bawang dan jahe. Jadi, cita rasa sudah bagus tanpa harus terlalu banyak
garam.
Utamakan makanan segar. Batasi makanan yang terlalu asin seperti ikan asin dan telur asin. Kurangi makanan olahan seperti sosis, kornet, dan daging asap karena itu asin sekali.
Batasi asupan kerupuk. Kerupuk itu berisi aci,
garam, micin, dan minyak. Makanan yang sudah asin kemudian ditambah kerupuk akhirnya berlebihan sekali.
Bagaimana mengatur konsumsi garam saat makan di luar? Apa ada minuman dan buah tertentu sebagai penyeimbang?
Memang saat makan di luar, biasanya makanan agak asin karena juru masak suka cita rasa asin. Saat di restoran langganan, harus berani bilang jangan terlalu asin.
Di meja makan juga jangan biasakan menambah
garam lagi. Begitu juga kecap asin. Kurangi konsumsi kerupuk karena asupan kalori dan garamnya tinggi.
Harus berani menakar. Saat makan all you can eat, ambil buah-buahan segar untuk makanan penutup. Tak perlu tambahkan dressing karena akan menambah kalori dan
garam.
Garam boleh ditambahkan jika menunya asam seperti mangga muda yang asam dan jus belimbing. Upayakan ekstra menu sayur supaya lebih kenyang dan konsumsi bahan lain berkurang.
Kalau kita sudah berlebihan garam saat mengonsumsi makanan, apa bisa diatasi dengan berolahraga?
Sebenarnya keduanya tidak berhubungan langsung. Konsumsi garam ya wajib dibatasi, tidak boleh berlebihan. Jangan dianggap kalau sudah berolahraga, lalu bisa makan garam berlebihan. Risiko hipertensi tetap ada. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: