Minyak Goreng Langka, Cara Ini Bisa Jadi Solusi dan Sehat
Reporter:
ocean|
Minggu 06-03-2022,15:00 WIB
”Sudah saatnya masyarakat mengurangi makanan yang digoreng agar pola hidup lebih sehat,” kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Ari Fahrial Syam, Sabtu (5/3/2022).
Terlalu sering mengonsumsi makanan yang digoreng dengan
minyak goreng, menurut dia, berisiko menaikkan kadar kolesterol dan mengakibatkan aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah kondisi dimana pembuluh darah menjadi lebih sensitif dan kaku. Dampaknya, risiko terkena penyakit jantung koroner ikut meningkat.
Senada dengan Profesor Ari, dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar, SpPD, pun mengatakan
minyak goreng sebagai salah satu sumber lemak jenuh yang berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi berlebihan. Karena itu, konsumsi makanan yang digoreng pun perlu dibatasi.
”
Minyak goreng ini kan juga salah satu sumber lemak jenuh, lemak yang cukup berbahaya untuk tubuh. Sebenarnya kita dalam sehari itu ada batasannya untuk konsumsi
minyak goreng,” jelas dokter yang akrab disapa Ning ini.
Jika kandungan lemak jenuh dalam
minyak goreng tinggi, kata dia, dikhawatirkan akan meningkatkan kadar kolesterol buruk dalam darah yang disebut low-density lipoprotein (LDL).
Efeknya, sambung dia, adalah meningkatkan risiko berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari obesitas, diabetes, hingga penyakit jantung koroner.
Mengutip anjuran Kementerian Kesehatan mengenai pola hidup sehat, salah satunya dengan memerhatikan asupan lemak yang hanya 67 gram atau setara lima sendok makan per hari untuk setiap orang.
Ini artinya konsumsi
minyak goreng tiap orang sebaiknya kurang dari lima sendok makan per hari karena asupan lemak juga datang dari lauk pauk yang dikonsumsi. ”Jadi, kalau (
minyak goreng) langka, ya pakai takaran sehat itu sekalian menghemat,” ujar Ning.
Tak hanya jenis makanan yang dikonsumsi, cara mengolah makanan jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menjalani pola hidup sehat, khususnya ketika mengurangi konsumsi makanan berminyak.
Menurut dia, memasak dengan cara mengukus dan memanggang bisa jadi pilihan. Keduanya efektif mengurangi penggunaan
minyak goreng dalam mengolah makanan.
Dia mengingatkan makanan yang diolah dengan cara dipanggang pun tidak 100 persen sehat. Terlebih jika menggunakan arang. Bagian yang menjadi gosong ketika dipanggang sebaiknya tidak dikonsumsi.
Hal tersebut pun diutarakan Ari Fahrial. Dia juga mengingatkan agar bagian makanan yang hitam tidak dimakan karena bisa menjadi karsinogenik atau zat yang memicu pertumbuhan sel kanker.
Selain dikukus, dipanggang, atau dibakar, kemajuan teknologi pun memungkinkan menggoreng makanan tanpa minyak yakni dengan alat masak
air fryer.
Proses memasak yang mengandalkan uap panas itu memungkinkan hasil masakan yang renyah tanpa menggunakan
minyak goreng.
Apakah memasak makanan dengan
air fryer lebih aman untuk kesehatan dibandingkan dengan menggoreng dengan minyak?
Ning mengatakan, hingga saat ini belum ada penelitian khusus mengenai hal tersebut. Namun,
air fryer dapat menjadi salah satu pilihan cara untuk mengurangi konsumsi
minyak goreng.
”Karena alat itu mengurangi konsumsi minyak ya mungkin lebih sehat,” ujar Ning. (esy/jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: