Di Era Pandemi Ini, Perlu Ada Kolaborasi Dunia Pendidikan-Industri untuk Menyerap 2 Juta Tenaga Kerja Lulusan SMK
Reporter:
usep saeffulloh|
Sabtu 12-02-2022,21:00 WIB
Radartasik.com, Pandemi Covid-19 yang telah terjadi sejak 2020 di Indonesia, memaksa semua hal ”menyesuaikan” diri dengan kondisi (keadaan). Semua dituntut atau tepatnya ”dipaksa” untuk kompak. Bagaimana dengan dunia pendidikan? Apakah terjadi tuntutan yang sama?
“
Pandemi ini memaksa kita untuk (mengeluarkan) 'the power of kepepet' kita untuk kompak lagi,” jelas dia dalam dalam Kick Off G20 on Education and Culture, Rabu (9/2/2022).
Sebelum
pandemi Covid-19, kata
Wikan Sakarinto,
stakeholders pendidikan berjalan sendiri-sendiri. Namun dengan adanya kondisi krisis, kini dunia pendidikan bahkan bisa berkolaborasi bersama dunia usaha dan dunia industri dalam menciptakan ekosistem yang saling terhubung.
“Filosofi gotong-royong itu menjadi membulat ketika bersama-bersama menghadapi kesusahan, sehingga gotong-royong kita dalam bentuk
link and match, kita mengalami peningkatan dalam kebersamaan ini,” ujar
Wikan Sakarinto.
Diakui olehnya bahwa
pandemi ini menciptakan eskalasi kepada tingkat yang membahayakan bagi pendidikan, termasuk
vokasi. Hal itu karena peserta didik hanya belajar dari rumah hingga kegiatan praktik yang terhambat yang membuat kualitas lulusan menurun.
Oleh karenanya, perlu ada kolaborasi dengan industri untuk bisa menyerap angkatan kerja yang tiap tahunnya bertambah 2 juta orang. Salah satunya adalah melalui menciptakan
kurikulum bersama sampai praktisi yang menjadi pengajar.
“Industri memahami apa itu
link and match sebenarnya, seperti
kurikulum dibikin bersama, praktisi mengajar,
project based learning, magang bersama dan guru training bersama industri sampai komitmen serapan lulusan,” kata
Wikan Sakarinto.
“Ini semua menggambarkan bahwa kita sedang melakukan sesuatu yang mungkin ibarat anak panah, kita mundur ke belakang untuk bisa menjadi lebih kuat, itu makna dari pulih bersama untuk bangkit lebih kuat lagi,” tandas
Wikan Sakarinto. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: