itu berdasarkan hasil uji sampel di UPTD Laboratorium Kesehatan Dr Dewi Kania Yulianti (Labkesda Dinkes Kota Tasikmalaya). Pemeriksaan dilakukan melalui PCR.
“Wah, kita saja belum menerima hasil pengiriman sampel dari laboratorium Dinkes Jabar. Mungkin maksudnya suspect kali, curiga ke sana. Namun kan belum bisa dipastikan apakah
omicron atau bukan,” tuturnya.
“Kalau dia (Kepsek SMAN 1, Red) bilang
omicron, tentu saja harus ada hasil dari WGS-nya (Whole Genome Sequencing). Kalau berdasarkan surat Labkesda dr Dewi Karnia Yulanti, iya itu mah positif PCR biasa,” katanya.
Asep Hendra Hendriana menjelaskan hingga kini Labkesda Dinkes Kota Tasikmalaya belum mempunyai alat untuk memeriksa sampel untuk menentukan
Covid-19 varian
omicron atau bukan.
“Kita kan gak punya alatnya. Kan harus di Bandung diuji labnya. Mungkin itu kepsek tak terlalu paham atau mau cerita suspect. Kemarin kita rakor sama Pak Jokowi (Presiden) dan Pak Emil (Gubernur Jabar) dalam rilisnya tak ada nama Kota Tasikmalaya. Artinya tak ada
omicron di kita,” tuturnya.
“Alpa, delta, gama atau omicron kan belum diketahui variannya. Hasil lab dari Bandung yang bisa menentukannya dan sampai hari ini belum ada hasilnya. Pokoknya sampai hari ini di Kota Tasikmalaya belum menerima hasil Lab Bandung yang bisa memeriksa varian omicron atau tidak,” katanya.
Asep Hendra Hendriana menambahkan, berdasarkan hasil rakor Senin (7/2/2022) serta rilis tadi pagi juga Kota Tasikmalaya belum disebutkan ada
omicron.
“Kalau ada kan pasti disebut, kan tidak mungkin disembunyikan atuh. Artinya kan belum ada di kita
omicron itu,” tuturnya.
Wawancara terpisah, Kepala
SMAN 1 Tasikmalaya Drs H
Anda Sujana menyatakan bahwa salah satu anak didiknya terindikasi virus
omicron. Dengan demikian, proses Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di sekolahnya dihentikan sementara.
“Betul kita hentikan sementara PTMT karena ada salah satu pelajar yang terindikasi virus
omicron. Iya betul itu ada dari Puskesmas Sambongpari. Namun tak menyebutkan varian covidnya apakah
omicron atau apa. Hanya terindikasi saja positif covid,” ujarnya.
Anda Sujana mengakui bahwa beredarnya informasi kepastian
omicron itu karena masalah metode penyampaian. “Ya kan nama variannya apa atuh sekarang teh, masih delta atau apa. Itu saja, hanya terkena virus saja,” katanya.
Anda Sujana membenarkan bahwa laporan dari Dinkes Kota Tasikmalaya pelajar tersebut hanya disebutkan terinfeksi
Covid-19. Tidak ada variannya. “Maklum yang berkembang kini di tahap tiga oleh Menteri Marves kan omcron saja. Namun ya Dinkes memang tak menyebutkan variannya,” tuturnya.
Walaupun demikian dengan ditemukannya salah satu muridnya positif
Covid-19, pihak sekolah sempat panik. Karena selama ini sekolahnya menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat.
“Ya kita panik juga pas ada murid yang positif. Jadi kita tutup sementara dari Senin (7/2/2022). Murid diketahui positif pada Jumat (4/2/2022). Dari tanggal 29 Januari murid itu tak masuk sekolah. Kemungkin tertular setelah yang bersangkutan pergi ke luar kota dengan orang tuanya,” ujarnya.
Menurut
Anda Sujana, dari tanggal 29 Januari 2022 di sekolahnya ada kegiatan workshop dan para murid belajarnya daring. Jadi sejak tanggal itu murid-murid tak masuk sekolah. (Rezza Rizaldi / radartasik.com)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News