Rusia Kecam Ancaman Soal Sanksi Berat dari AS
Reporter:
tiko|
Selasa 01-02-2022,21:40 WIB
Radartasik.com — Amerika Serikat (AS) tengah merancang undang-undang berupa sanksi, jika serangan Rusia ke Ukraina sampai terjadi. Target sanksi itu adalah orang-orang terdekat Presiden Rusia Vladimir Putin dan hubungannya dengan negara Barat. Mereka menyebutnya mother of all sanctions.
Padahal, Rusia belum tentu benar-benar menyerang Ukraina. Namun, ancaman untuk Moskow terus berdatangan. Komite Urusan Luar Negeri Senat AS mengungkapkan, RUU tersebut akan segera selesai. Mereka sudah memiliki daftar individu dan anggota keluarga yang bakal terdampak sanksi.
”Orang-orang yang telah kami identifikasi dekat dengan lingkaran dalam Kremlin dan berperan dalam pengambilan keputusan pemerintah, atau setidaknya terlibat dalam perilaku destabilisasi Rusia,” ujar seorang pejabat AS, seperti dikutip Financial Times.
Nama-nama orang yang menjadi target memang tidak dirilis. Tapi, mereka adalah golongan yang rentan karena memiliki keterikatan finansial mendalam dengan negara Barat.
Mereka terdiri atas para pemimpin Rusia, pejabat, pejabat eksekutif senior atau anggota dewan direksi perusahaan milik negara, berikut pasangan dan anak-anaknya. Dengan begitu, mereka tak bisa menggunakan anggota keluarganya untuk menghindari sanksi.
”Sanksi itu bakal memutuskan mereka dari sistem keuangan internasional serta memastikan mereka dan anggota keluarganya tak akan lagi bisa menikmati fasilitas untuk menyimpan uang mereka di Barat dan kuliah di universitas elite Barat,” terang pejabat senior di pemerintahan Presiden Joe Biden itu.
Selain individu, AS juga menargetkan sanksi yang lebih luas terhadap sektor ekonomi Rusia. Termasuk lembaga perbankan dan energi. Sanksi ekonomi itu telah didiskusikan AS dan sekutunya selama berminggu-minggu. Inggris lebih dulu mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada orang-orang terdekat Putin.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss menyatakan, setiap perusahaan yang berkepentingan dengan Kremlin dan rezim di Rusia akan menjadi sasaran. Upaya paralel Inggris sangat penting bagi AS, lantaran banyak anggota elite Rusia yang memiliki aset dan ikatan keuangan lainnya di negara Ratu Elizabeth II tersebut.
Pada 2014 ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina, Inggris telah memberlakukan sanksi terhadap 180 orang dan 48 entitas yang terkait dengan Kremlin. ”AS dan Inggris berada dalam satu langkah. Kami menyambut kerja sama Inggris dalam menegakkan sanksi dan menyiapkan langkah-langkah ekonomi yang kuat untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut,” jelas juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.
Rusia pun mengecam ancaman sanksi itu. Jubir Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, ancaman tersebut adalah serangan terhadap bisnis Rusia, serta dapat merusak iklim investasi Inggris dan mengobarkan ketegangan di Eropa.
Tindakan seperti itu akan menjadi bumerang dengan merugikan perusahaan Inggris. Peskov juga menegaskan, jika hal itu terjadi, tentu Rusia akan membalas.
Saat ini semua keputusan berada di tangan Rusia. Negosiasi masih terjadi. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan Menlu AS Antony Blinken akan berbicara via telepon hari ini untuk membahas situasi lebih lanjut. (jpg/try)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: