Guru Asal AS Melatih Wanita dan Anak Anak Untuk Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri

Guru Asal AS Melatih Wanita dan Anak Anak Untuk Menjadi Pelaku Bom Bunuh Diri

Radartasik.com, Seorang warga negara AS berusia 42 tahun, Allison Elizabeth Fluke-Ekren, telah ditangkap di Suriah dan dipindahkan ke tahanan FBI untuk diadili di pengadilan Virginia minggu depan, ungkap Departemen Kehakiman AS pada hari Sabtu (29/1/2022).

Menurut dokumen itu, wanita yang diyakini sebagai mantan guru berperan aktif dalam membantu teroris Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS) untuk melatih wanita dan anak-anak sebagai pelaku bom bunuh diri di Suriah.

Wanita tersebut dikenal dengan beberapa nama termasuk nama Arab, dia juga diduga berencana melakukan serangan teroris di kampus perguruan tinggi dan pusat perbelanjaan di AS.

Mengutip laporan dari agen khusus yang menyelidiki wanita tersebut, pejabat AS mengungkapkan bahwa Fluke-Ekren diduga mengorganisir dan memimpin batalion ISIS, yang dikenal sebagai Khatiba Nusaybah, yang hanya terdiri dari wanita.

Dia melatih mereka untuk menggunakan senapan serbu, granat dan sabuk bunuh diri, dokumen tersebut menambahkan bahwa lebih dari 100 wanita dan gadis-gadis muda telah didoktrin atas nama ISIS.

Para pemimpin teroris itu juga mengaku bangga memiliki seorang instruktur Amerika, wanita itu ingin terlibat dalam jihad kekerasan," menurut saksi mata.

Fluke-Ekren sekarang didakwa memberikan dukungan material atau sumber daya kepada organisasi teroris asing, dan menghadapi hukuman hingga 20 tahun penjara.

Wanita itu diketahui melakukan perjalanan dari AS ke Mesir pada 2008, kemudian berakhir di Suriah setelah menghabiskan beberapa waktu di Libya dan Irak

Ia diduga terlibat dengan  sejumlah kegiatan terkait terorisme atas nama ISIS setidaknya sejak tahun 2014.

”Serangan di kampus perguruan tinggi di AS termasuk dalam rencana yang tampaknya disetujui oleh para pemimpin teroris, Ekren berencana menanam ransel penuh bahan peledak di halaman kampus dan melarikan diri. Rencana penyerangan itu ditunda setelah dia mengetahui bahwa dia hamil.

Dalam skenario yang berbeda, Fluke-Ekren diduga memberi tahu seorang saksi tentang keinginannya untuk membunuh orang sebanyak mungkin di sebuah pusat perbelanjaan di AS.

Untuk melakukan serangan itu, dia akan memarkir kendaraan yang penuh dengan bahan peledak di tempat parkir bawah tanah mal dan kemudian meledakkannya dari jarak jauh.

“Dia menganggap setiap serangan yang tidak membunuh banyak orang sebagai pemborosan sumber daya,” menurut dokumen tersebut dikutip dari Russian Today.

Mantan guru AS itu diradikalisasi ke tingkat yang sangat tinggi ," menurut seorang saksi yang berinteraksi dengannya. Ketika diminta untuk menilai dalam skala 1 sampai 10, dengan 10 sangat radikal, saksi memberinya  nilai 11 atau 12.

Fluke-Ekren telah menikah beberapa kali dan memiliki banyak anak, menurut penyelidikan.

Salah satu mendiang suaminya, yang dia temui di AS, merupakan pelatih penembak jitu untuk IS, sementara yang lain, juga sekarang sudah meninggal, diduga bekerja pada sebuah proyek yang melibatkan drone yang membawa senjata kimia. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: