Biden: AS Akan Mengirim Pasukan ke Eropa Timur Dalam Waktu Dekat

Biden: AS Akan Mengirim Pasukan ke Eropa Timur Dalam Waktu Dekat

Radartasik.comPresiden AS Joe Biden mengumumkan bahwa Washington akan meningkatkan kehadiran militernya di depan pintu Rusia dengan lebih banyak pasukan yang akan dipindahkan ke negara-negara di Eropa Timur dalam waktu dekat. 

Pemimpin AS itu membuat pernyataan saat berbicara kepada media pada Jumat (28/1/2022) malam.

Ditanya tentang apakah dia telah memutuskan seberapa cepat dia akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur, Biden mengatakan bahwa dia akan mengirim sejumlah kecil prajurit Amerika ke wilayah.

“Saya akan memindahkan pasukan AS ke Eropa Timur  dalam waktu dekat. Tidak banyak,” Koresponden Senior Gedung Putih CBSNews, Weijia Jiang melaporkan.

Sebelumnya Pentagon mengumumkan bahwa sekitar 8.500 tentara Amerika telah ditempatkan dalam situasi "siaga tinggi" untuk dikerahkan ke Eropa Timur.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa pasukan ini akan digunakan untuk "memperkuat keamanan anggota NATO", menambahkan bahwa serangan Rusia akan menghadapi tanggapan "bersatu" dari blok militer pimpinan AS

Walaupun Ukraina belum menjadi anggota NATO, Austin memperingatkan Moskow tentang pembalasan jika menyerang anggota aliansi, dengan mengatakan: “Serangan terhadap satu anggota NATO adalah serangan terhadap kita semua.” Katanya dikutip dari Russian Today.

Tampaknya Biden tidak bermaksud menempatkan pasukan ke Ukraina untuk operasi tempur”, kata kepala Pentagon.

Rusia secara konsisten membantah bahwa mereka telah bersiap untuk menyerang Ukraina, dan telah mengisyaratkan tidak ada niat untuk menyerang anggota blok militer mana pun.

Sementara media AS dan beberapa politisi di Barat telah memperingatkan invasi segera terjadi, mereka mengklaim bahwa Rusia telah mengumpulkan pasukan di perbatasan dengan Ukraina untuk menyerang setiap saat.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sampai turun tangan untuk mendinginkan spekulasi terjadi.

Zelensky mengecam liputan media  sedikit tidak seimbang dan menuduh media menimbulkan kepanikan. "Hari ini kita tidak melihat pergerakan pasukan yang lebih besar dari sebelumnya," pungkasnya. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: