Kerugian Bencana Hujan Es Masih Dihitung, BPBD Kota Tasik: Kalau dari Awal 2022 Mencapai Rp 1 Miliar

Kerugian Bencana Hujan Es Masih Dihitung, BPBD Kota Tasik: Kalau dari Awal 2022 Mencapai Rp 1 Miliar

Radartasik.com, KOTA TASIK — Kerugian materi akibat bencana alam hujan es dan angin kencang pada Selasa (25/01/22) lalu hingga Kamis (27/01/22) masih dalam tahap penghitungan.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya saat ini selain masih melakukan assessment, juga masih mengevakuasi rumah warga yang tertimpa pohon di Kecamatan Tamansari.

"Ya kita hari ini masih melakukan penanganan terhadap beberapa rumah warga di Kecamatan Tamansari. Kemarin Rabu (26/01/22) di wilayah Tamansari ada kejadian bencana alam serupa saat hujan deras," ujar Kepala BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar.

Terkait total kerugian materi yang dialami rumah warga dan sejumlah fasilitas umum saat bencana alam Selasa lalu pun hingga kini masih dalam proses assessment.

"Inventarisir kerugian belum ada ya masih berproses. Ada dana Bantuan Tak Terduga (BTT) itu adalah dana hibah yang diberikan kepada warga diantaranya untuk rumah yang rusak," terang Ucu Anwar.

"Nah bantuan untuk rumah yang rusak itu nilainya tergantung assessment. Ada yang Rp 1 juta, Rp 2,5 Juta, Rp 5 juta dan lain sebagainya. Itu pun diberikan setelah warga memberikan RAB (Rencana Anggaran Biaya)," sambungnya.

Dia menambahkan, sebab harus jelas uang itu akan digunakan untuk apa saja makanya harus ditulis dan dibuat RAB baru diberikan setelah ada RAB.

"Kalau untuk fasilitas umum yang rusak terkena dampak bencana Selasa ya lain lagi. Inventarisir dan assessmentnya ditangani pihak instansi pengelola. Kita hanya menangani kedaruratannya saja," tambah Ucu.

Ucu mencontohkan, jika Tembok Penahan Tebing (TPT) ambruk tak bisa oleh pihaknya langsung ditembok dan dikirmir kembali. Tapi pihaknya menangani kedaruratan saja, seperti memasang bronjong.

"Jadi belum bisa dipastikan hingga kini kerugian materi dari bencana alam Selasa lalu belum tuntas dihitungnya," ujar Ucu menjelaskan. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tasimalaya, H Ivan Dicksan, sebelumnya, mengatakan, status kedararutan pasca bencana alam hujan angin dan es, Selasa (265/01/2022) masih siaga bencana.

Menurut dia, Wali Kota Tasikmalaya, H Muhammad Yusuf sudah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) siaga darurat. Pihaknya sedang kaji apakah akan digeser ke tanggap darurat atau masih siaga.

"Karena memang penanganannya harus komprehensif dan melibatkan semua unsur. Jadi harus segera dilakukan penanganan untuk masyarakat juga. Ada beberapa rumah warga yang terkena dampak tertimpa," katanya, Rabu (25/01/2022) di Dadaha.

'Karena kejadian ini tidak direncanakan, maka upaya penanggulangannya diupayakan kita dari biaya tak terduga. Nah biaya tak terduga ini harus di-backup dengan keputusan Wali Kota tentang Tanggap Darurat," sambungnya.

Jadi, terang dia, pihaknya sedang mengkaji dengan dinas terkait soal status kedaruratan ini. Jadi kalau dimungkinkan kriterianya sudah memenuhi maka pihaknya akan tetapkan Kota Tasik tanggap darurat bencana hidrometrologi.

"Jadi terutama curah hujan tinggi disertai angin kencang. Jika masuk, maka segera melakukan upaya-upaya yang dibiayai dari BTT (Biaya Tidak Terduga)," terangnya.

Untuk darurat dan gotong-royong penanggulangan bencana, beber dia, tlakan diturunkan juga anggaran dari Dinas Sosial (Dinsos) seperti untuk bantuan makanan untuk masyarakat yang terkena dampak dan dari BPBD.

"Untuk rehabilitasi ini yang membutuhkan alokasi dari BTT. Nah Pak Wali kemarin sudah setuju tinggal secara formal ini harus kita buat keputusannya sehingga bisa segera dieksekusi," bebernya.

Untuk nilai pastinya dampak bencana kemarin, tambah dia, masih dihitung. Nanti akan dilihat dulu disesuaikan dengan kebutuhan. 

"Sebetulnya di APBD 2022 itu ada petunjuk dari pusat Kemendagri dan Kemenkeu bahwa harus mengalokasikan 5 persen dari nilai BTT 2021. Artinya kita alokasi Rp27 miliar di BTT," tambahnya.

Tapi anggaran BTT ini juga difokuskan sebagai antisipasi apabila Covid-19 merebak kembali. Tapi BTT tak hanya untuk Covid bisa digunakan guna kejadian bencana yang sifatnya darurat dan membutuhkan penanganan segera.

"Pokoknya kerugian kemarin masih dihitung ya yang pasti 31 titik di 7 kecamatan yang terdampak," ujarnya. (rezza rizaldi / radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: