Uni Eropa Terpecah Soal rencana Sanksi Terhadap Rusia

Uni Eropa Terpecah Soal rencana Sanksi Terhadap Rusia

Radartasik.com, Uni Eropa saat ini sedang mengerjakan paket sanksi yang akan mengekang kemampuan Rusia untuk mengkonversi mata uang, memberlakukan larangan perdagangan, dan membatasi akses ke teknologi jika Moskow memerintahkan invasi ke Ukraina, menurut laporan Bloomberg.

Memutuskan Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT dan menjatuhkan sanksi pada ekspor energinya dikatakan juga masih ada dalam rencana Uni Eropa.

Namun, menurut Bloomberg, negara-negara anggota UE masih memperdebatkan secara spesifik rencana tersebut meskipun ada kesepakatan bahwa sanksi terjadi secara otomatis jika pasukan Rusia melintasi perbatasan.

Selain serangan militer habis-habisan, Brussel juga dikatakan sedang mempertimbangkan jika terjadi serangan siber, pembatasan pasokan gas dan upaya untuk mengacaukan pemerintah di Kiev.

Financial Times mengutip seorang pejabat UE yang mengkonfirmasi bahwa pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mendapatkan kejelasan di antara negara-negara anggota tentang apa yang dapat memicu sanksi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CNN pada hari Minggu bahwa Washington akan menyerang Rusia dengan sanksi berat jika pasukannya memasuki Ukraina.

Sedangkan Moskow telah memperingatkan bahwa sanksi tidak akan memaksa Moskow untuk mundur pada kebijakannya, dan bahwa negara itu akan menemukan cara untuk membalas dengan cara yang sama.

Para diplomat Rusia dan Barat telah mengadakan beberapa putaran pembicaraan bulan ini, termasuk pertemuan antara Blinken dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Swiss, untuk membahas serangkaian jaminan keamanan yang menurut Moskow akan membantu meredakan ketegangan.

Dikutip dari Russian Today, proposal tersebut berisi tuntutan agar Ukraina dilarang bergabung dengan NATO dan bahwa blok tersebut menahan diri dari aktivitas militer di dalam perbatasan negara-negara bekas Blok Timur.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan permintaan itu tidak dapat diterima, tetapi kedua pihak masih dapat bekerja untuk mengurangi risiko konflik. (sal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: