Ridwan Kamil: NU Harus Menjadi Obor Menjaga NKRI
Reporter:
Usep Saeffulloh|
Sabtu 22-01-2022,08:00 WIB
Radartasik.com, Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) harus menjadi obor bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
”Catatan sejarah
NU jangan dihilangkan pada narasi pendidikan formal. Kekuatan
NU yang harus menjadi obor dalam menjaga
NKRI ini. Saya juga sekaligus mendukung program UMKM, ini ada inspirasi di Jatim, tingginya ekonomi ziarah, ekonomi religius ini ada PKL ada apanya kita kaji supaya tertib,” kata
Ridwan Kamil seusai berziarah ke Makam Keluarga Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari di
Ponpes Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat (21/1/2022).
Ridwan Kamil mengatakan, KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh Nahdatul Ulama.
Ridwan Kamil menyatakan, dia juga bagian dari keluarga organisasi Islam terbesar di Indonesia itu.
”Leluhur saya, yakni kakek saya juga pengurus sekaligus panglima Hisbullah pada zamannya, menyambungkan tali sejarah itu penting yah, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah,” ujar
Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menegaskan, kunjungannya ke Jawa Timur bukan untuk Pilpres 2024, melainkan ada perjanjian kerja sama antara Pemprov Jabar dan Jatim. Adapun perjanjian itu adalah soal sektor swasembada pangan.
”Ada dua perjanjian besar Pemprov Jabar dan Jatim terkait perdagangan dan UMKM, setelah itu, tentu saya mau mengunjungi dan ziarah ke sejarah asal Nahdatul Ulama di mana saya kan bagian dari pesantren Nahdatul Ulama di Jabar,” terang
Ridwan Kamil.
Dia menambahkan, kehadirannya ke
Ponpes Tebuireng juga berkaitan dengan sahabatnya, almarhum Salahuddin Wahid atau Gus Solah. Selain itu, dia juga merasakan lega setelah ziarah langsung ke makam ulama
NU itu.
”Jadi ada hubungan pribadi dengan almarhum Gus Solah. Karena waktu itu, saya ada niat maksud mendoakan beliau datang ke Bandung, jadi rada terharu, karena tidak sempat hadir dan takziah saat berpulang dan pemakamannya,” kata
Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil yang mengenakan baju koko putih dengan motif batik Kawung, berziarah ke makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, KH Hasyim Asy'ari, dan KH Wahid Hasyim. Di samping makam Gus Dur,
Ridwan Kamil menaburkan bunga di atas makam pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.
Saat menaburkan bunga, dia tampak emosional. Beberapa kali
Ridwan Kamil mengusap matanya yang berair.
Saya terharu ketika ziarah ke makam almarhum Gus Sholah. Karena dulu saat mendoakan, datang ke Bandung. Saat pemakaman (Gus Sholah) nggak sempat hadir,” ucap
Ridwan Kamil.
”Kakek saya juga pengurus dan panglima Hizbullah dulu pada zamannya. Jadi menyambungkan tali sejarah itu penting,” imbuh dia.
Dia meminta warga Indonesia untuk tidak meninggalkan sejarah. Generasi mendatang harus memahami sejarah Indonesia. ”Jangan dihilangkan narasi-narasi di pendidikan formal,” tegas
Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil dikenal mampu menjaga budaya dan sejarah Indonesia. Hal itu diakui Ikrema Rayhan Ahmad, salah satu santri asal Bandung Barat. Dia mengaku bangga dengan pencapaian
Ridwan Kamil sejak menjadi Wali Kota Bandung.
”Beliau menjaga budaya Sunda dengan banyak cara. Salah satunya selalu menggunakan bahasa Sunda kapanpun ada kesempatan,” tutur Ikrema Rayhan Ahmad.
Selaras dengan Rayhan, Alfian Sya'bani asal Cimahi mengatakan, makin bangga dengan budaya Sunda. ”Kang Emil bangga pakai bahasa Sunda kemana-mana, jadi saya juga berani pakai bahasa Sunda di mana-mana. Budaya Indonesia nggak akan hilang,” ujar Alfian Sya'bani.
Sementara itu, KH Abdul Hakim Mahfudz, pengasuh utama Pondok Pesantren Tebuireng Jombang menyebut,
Ridwan Kamil merupakan pemimpin yang inovatif dan peka dengan perkembangan zaman. Banyak karakter
Ridwan Kamil yang disebut cocok untuk menjadi pemimpin nasional.
”Sosoknya bagus untuk memimpin. Beliau juga Inovatif dan aktif,” kata KH Abdul Hakim Mahfudz.
KH Abdul Hakim Mahfudz berpesan kepada
Ridwan Kamil dan masyarakat untuk menjaga persatuan. Dengan demikian, tidak ada lagi pertengkaran karena perbedaan.
”Kita harus sama-sama saling mendukung. Namanya silaturahmi itu untuk menghilangkan perbedaan. Semoga Indonesia bisa mencapai kedamaian selalu,” pesan KH Abdul Hakim Mahfudz. (jp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: