“Terus terang saya sebagai salah satu orang yang dilahirkan di Jawa Barat, tatar sunda dan saya sekolah di Pasundan, dan saya mengetahui betul
bahasa Sunda ini yang kita cintai,” katanya kepada radartasik.com Rabu (19/1/2022).
Menurut
Cecep Nurul Yakin, suku sunda ini bagian dari NKRI, yang tentunya segala keunikannya yang diwariskan oleh leluhur. “Itu harus kita jaga dan kita lestarikan,” ujar Cecep.
Malah, sejak dulu zaman sekolah keislaman dan kesundaan itu selalu ditonjolkan hingga saat ini. Baik bertutur kata, perilaku, tentunya di dalam ruang lingkup di tengah masyarakat.
“Maka dengan adanya penyampaian
Arteria Dahlan ini, sangat tersinggung sekali, bukan apa-apa, masa hanya karena satu kata dan dua kata disiapkan dalam rapat harus dipecat,” katanya.
Penggunaan
bahasa Sunda dalam rapat itu bukan sebuah keburukan. “Kita selama ini tidak pernah mempersoalkan dari bahasa daerah lainnya. Misalnya orang Bali menggunakan istilah Bali itu tidak menjadi masalah. Begitu pun bahasa lainnya, kenapa ini pakai
bahasa Sunda bisa sampai dipecat,” tuturnya.
Melihat dampaknya sekarang,
Cecep Nurul Yakin berpikir itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak, bahkan untuk
Arteria Dahlan. “Saat ini sudah saatnya semua suku bangsa untuk bersama-sama menyemangati persaudaraan. Tentunya tidak boleh merasa diri superior,” ucapnya.
Wakil Bupati Tasikmalaya itu justru bangga dengan seseorang yang menunjukkan aslinya ketika ada rapat nasional, tentunya bisa diketahui asal bersangkutan.
“Orang Pak Jokowi juga acara-acara sering menunjukkan, seperti berpakaian baduy, adat aceh, batak dan lainnya, itu menunjukkan bahwa betapa kaya suku di Negara Indonesia ini,” ujarnya.
Makanya
Cecep Nurul Yakin menyayangkan dengan adanya peristiwa tersebut, ketika ada yang berbicara
bahasa Sunda harus sampai dipecat. “Tentunya tindakan itu, bukan sekedar minta maaf kepada publik, tetapi harus diberikan pembelajaran tentang bagaimana saling menghargai sesama suku di negara tercinta ini,” tuturnya.
Menurut
Cecep Nurul Yakin, Badan Kehormatan DPR RI harus turun tangan apalagi itu disampaikan di kantor DPR RI. “Dia hadir saat itu mewakili lembaga, bahkan mewakili fraksinya, bukan mewakili pribadi, kerja dong badan kehormatan DPR-nya,” kata dia. (ujg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News