Kebutuhan Ekspor Cecak ke Hong Kong Cukup Tinggi, Harganya Menggiurkan
Radartasik, PADANG – Kepala Balai Karantina Pertanian Padang Iswan Haryanto menyatakan, kesempatan ekspor ke luar negeri kini terbuka lebar.
Cecak, lipan dan magot, menjadi prioritas. Sementara untuk produk tumbuhan seperti jengkol, petai, daun pisang, daun papaya, dan daun ubi, juga punya peluang.
"Untuk magot minimal untuk dijadikan makanan ternak, kalau cecak digunakan untuk bahan obat," kata Iswan Haryanto di Padang, Jumat (27/5) dikutip dari jpnn.com.
BACA JUGA:Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka
Iswan menilai, pangsa pasar komoditas tersebut amat spesifik dan bisa menjadi salah satu pendongkrak perekonomian.
Potensi lain untuk ekspor yaitu beras premium organik dengan negara tujuan ke Timur Tengah.
"Karantina siap mendukung untuk memberi dukungan kepada eksportir dengan melakukan pembinaan teknis agar bisa menembus pasar ekspor," kata dia.
Dijelaskan dia, ada kesempatan besar untuk ekspor cecak karena tingginya permintaan.
BACA JUGA:Neraca Perdagangan dan Ekspor Torehkan Sejarah, Menko Airlangga: Ekonomi Indonesia Kian Tangguh
Cecak asal Pariaman, Sumatera Barat, misalnya, diekspor ke Hong Kong dalam wujud sudah dikeringkan.
Ekspor perdana ini sebanyak 300 kilogram cecak yang sudah dikeringkan dengan nilai sekitar Rp 70 juta, dikirim menggunakan pesawat terbang.
"Cecak ini berasal dari Pariaman dan sekitarnya yang dikumpulkan oleh pengepul untuk kemudian dikeringkan dan diekspor ke Hong Kong," ungkapnya.
BACA JUGA:India Melarang Ekspor Gandum
Dia menjelaskan, sebelum diekspor cecak tersebut dikirim ke Kantor Karantina Pertanian untuk dilakukan pemeriksaan. "Ini baru ekspor perdana, permintaan cukup tinggi dan ketersediaan cecak masih terbatas," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: