Rangkul Guru Besar, Prof Muradi Fokus Kembangkan SDM
Reporter:
syindi|
Sabtu 08-01-2022,10:45 WIB
radartasik.com, TASIK — Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya sudah tujuh tahun menjadi perguruan tinggi negeri. Berbagai upaya pun terus dilakukan agar universitas tersebut bisa meningkatkan kualitas, salah satunya menerapkan indikator kinerja utama (IKU) di kampus.
Adapun IKU tersebut antara lain; mahasiswa mendapat pengalaman di luar
kampus, dosen yang berpengalaman di industri sekaligus mengajar di
kampus lain, praktisi mengajar di
kampus, hasil kerja/riset dosen digunakan oleh masyarakat, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, program studi mendapatkan akreditasi internasional dan mencetak lulusan mendapat pekerjaan yang layak.
Bakal calon rektor
Unsil Tasikmalaya Prof Muradi SS, MSi, MSc, PhD pun ingin mengerjakan IKU tersebut agar
Unsil bisa lebih maju.
Hal yang pertama akan dikerjakannya adalah fokus pengembangan sumber daya manusia (SDM) sebagai basis pengembangan akademik
Unsil.
Ia akan melakukan upaya untuk mengelompokkan guru besar menjadi supervisi, sehingga dapat merangkul atau menjembatani dosen lainnya. Tujuannya agar guru besar
Unsil bisa riset bersama, dengan output ada buku, jurnal, tulisan dan sebagainya.
“SDM di
Unsil jaraknya terlalu jauh, perlu pengkatrolan. Untuk itu, saya akan menginisiasi grand design guru besar dengan mencarikan corporate social responsibility (CSR) ataupun dana Kemendikbud Ristek untuk melakukan riset,” katanya, Kamis (7/1/2022).
Lanjut Prof Muradi, dengan adanya riset, nantinya guru besar di
Unsil akan mengangkat calon-calon guru besar.
“Oleh karenanya jangan sampai guru besar
Unsil asyik sendiri, mesti mengembangkan
kampus,” ujarnya.
Manfaatnya, agar
Unsil memiliki keunggulan dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Kemudian, perlunya mendorong SDM
Unsil agar bisa mengejar menjadi lektor kepala. Kemudian menjadi guru besar.
“Konsep yang saya tawarkan dengan mengurai dulu untuk melihat kelinieran lulusan bidang pendidikan. Ketika sudah linier dorong dengan percepatan guru besar dengan dibagi tiga, di bawah usia 40 tahun, 50 tahun dan 60 tahun. Harapannya yang sudah magister dapat mengejar doktor sebelum 40 tahun. Dan memiliki target sebelum 50 tahun menjadi guru besar,” ujarnya.
Dengan demikian, diharapkan
Unsil memiliki SDM yang bisa menggunakan piramida normal. Artinya, kalau
Unsil mempunyai 604 dosen bisa mendekati 5 persen menjadi guru besar atau 18-20 persen tersebar di
Unsil.
“Upaya itu semua agar jangan lagi ada penumpukkan guru besar atau adanya pemerataan di setiap fakultas di
Unsil. Karena saat ini masih adanya penumpukkan, misalnya ada sembilan guru besar
Unsil seperti ada di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Pertanian,” ujarnya.
Dampak distribusi yang banyak lektor kepala dan guru besar tersebut otomatis akan menunjang akreditasi. Karena saat ini ada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) ataupun Lembaga Administrasi Mandiri.
“Kita perlu strategi baru agar akreditasi
Unsil membaik. Karena ada akreditasi sekarang memiliki karakter akademik dan praktisi,” katanya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: