Prof Amin: Virus Bermutasi Belum Tentu Lebih Kuat, Justru 45 Persennya Malah Virusnya Mati

Prof Amin: Virus Bermutasi Belum Tentu Lebih Kuat, Justru 45 Persennya Malah Virusnya Mati

Radartasik.com, JAKARTAVirus yang bermutasi, termasuk virus SARS-CoV-2, sebagai penyebab Covid-19 saat bermutasi belum tentu bertambah lebih kuat. Bisa sebaliknya. Virus hasil mutasi itu bisa bertambah lemah.
 
Demikian dikatakan Peneliti Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Amin Soebandrio.

“Dari sekian banyak mutasi, itu justru sekitar 45 persen menyebabkan virusnya mati,” kata Prof Amin di Jakarta, Kamis (6/1).

Prof Amin menuturkan sekitar 30 persen dari mutasi menyebabkan virus bertambah lemah dan sekitar 20 persen tidak menyebabkan perubahan apapun pada virus. Sementara yang menyebabkan virus bertambah aktif atau kuat cuma 4-5 persen dari mutasi.

Prof Amin menuturkan tidak selalu hasil dari mutasi virus menyebabkan kemunculan varian yang lebih berbahaya. Meski peluang bertambah kuat suatu virus dari proses mutasi terbilang kecil, tetap harus diperhitungkan.

Menurut Prof Amin, dari kemungkinan kecil itu, varian hasil mutasi yang berhasil lolos dari tekanan lingkungan seperti dari vaksinasi dan obat-obatan, akan menjadi varian yang lebih kuat.

“Sebenarnya kemungkinannya kecil tapi yang berhasil lolos itu tambah jadi lebih kuat dari tekanan lingkungan baik itu oleh vaksinasi oleh obat dan sebagainya,” tuturnya.

Prof Amin menuturkan ada kemungkinan varian bisa lolos dari antibodi yang ditimbulkan baik dari vaksinasi maupun infeksi alamiah. “Semua mutasi bisa seperti itu, jadi tergantung mutasinya ada di mana,” ujarnya.

Belum lama varian baru Omicron mencuat, muncul lagi varian baru, yakni varian IHU. Sementara ini, belum ada informasi mengenai ada tidaknya kecenderungan varian IHU lolos dari perlindungan antibodi yang tercipta usai menjalani vaksinasi atau infeksi alamiah. (jp)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: