Peluncurkan Buku Pertama Mahasiswa Tasikmalaya
Reporter:
syindi|
Kamis 06-01-2022,08:45 WIB
radartasik.com, Mahasiswa sebagai kaum intelek punya kemampuan berpikir dan pandangan tersendiri menghadapi berbagai hal. Namun tidak semuanya berani dan mampu merefleksikannya dalam karya tulis.
Rabu, (5/1/2022), Forum
Mahasiswa Literasi Tasikmalaya (Formalista) meluncurkan sebuah
buku berjudul “Dari
Mahasiswa Tasikmalaya untuk
Mahasiswa Indonesia”. Berlokasi di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, yang dihadiri oleh
mahasiswa dan akademisi dari berbagai kampus di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Proses peluncuran dimeriahkan pentas kesenian dari para
mahasiswa.
Buku ini diprakarsai oleh pegiat Literasi Tasikmalaya, Asep M Tamam yang sebelumnya pada 17 Oktober 2021 menjadi editor
buku “Kota
Tasik dari Ragam Perspektif”. Isinya merupakan artikel dari 30 penulis Kota Tasikmalaya.
Selanjutnya pada 22 Desember 2021 terbit juga
buku “Dari Perempuan Tasikmalaya untuk Perempuan Indonesia”.
Buku tersebut merupakan kumpulan artikel karya 46 perempuan dari Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sebagaimana judulnya,
buku ini berisi buah pemikiran kalangan
mahasiswa. Ada 36 esai yang ditulis oleh 36
mahasiswa yang tergabung dalam Formalista. Mereka berasal dari 9 kampung yang berbeda-beda.
Pada
buku ini para
mahasiswa mencurahkan opininya tentang berbagai sektor kehidupan. Dari mulai pendidikan, dunia pesantren, kebudayaan, ekonomi, kehidupan generasi muda, termasuk situasi pandemi.
Saat mulai digagas pada akhir Oktober 2021, hanya butuh waktu satu bulan untuk mereka merampungkan tulisan. Selanjutnya tulisan itu masuk proses editor sampai akhirnya diterbitkan.
Sebagai editor, Asep M Tamam melihat kemampuan literasi para
mahasiswa tersebut cukup piawai. Apalagi sebagian dari mereka baru pertama kali membuat artikel ilmiah populer.
“Hasilnya melebihi ekspektasi saya, karena saya sendiri sempat ragu ini bisa terwujud,” ungkapnya kepada Radar.
Mahasiswa Indonesia” di Gedung Kesenian Kota Tasikmalaya, Rabu (5/1/2021). rangga jatnika / radar tasikmalaya
Menurut dia, literasi di kalangan
mahasiswa kebanyakan pada puisi dan cerpen. Jarang ada
mahasiswa yang muncul dengan artikel ilmiah populer atau artikel ilmiah mendalam. “Dan saat ini
mahasiswa memang harus mulai menulis artikel ilmiah populer,” ucapnya.
Sepengetahuan Asep M Tamam, sejauh ini belum ada
buku kumpulan artikel ilmiah populer yang ditulis kelompok
mahasiswa. Sehingga, menurutnya ini jadi terobosan baru untuk terus dikembangkan ke depannya. “Ini bisa dibilang pertama di Tasikmalaya, bahkan mungkin di Indonesia,” katanya.
Terbitnya
buku ini menurutnya baru langkah awal dari Formalista. Dia mendorong para
mahasiswa untuk bisa membuat karya-karya yang lebih hebat dari apa yang tertuang dalam
buku tersebut.
Salah seorang
mahasiswa yang mengisi tulisan pada
buku tersebut, Wafa Ridwanulloh mengatakan bagi
mahasiswa menulis artikel ilmiah populer memiliki tantangan tersendiri. Karena tentunya materi tulisannya harus memiliki dasar. “Berbeda dengan puisi atau cerpen yang tergolong fiksi,” ucapnya.
Ada pun kendalanya, kata dia, lebih kepada keberanian dan kesiapan mental. Karena ada beberapa rekannya yang khawatir tulisannya tidak sesuai fakta di lapangan. “Ada beberapa yang sempat khawatir atau takut,” ucapnya.
Namun dia bersyukur
buku tersebut akhirnya bisa terbit. Menurutnya, proses pembuatan
buku ini memberi pembelajaran berarti dari
mahasiswa. “Bukan hanya melatih kemampuan menulis, tapi juga meningkatkan wawasan tentang kehidupan,” ujarnya.
Meskipun masih perlu adaptasi, dia berharap bisa meningkatkan kualitas literasi
mahasiswa. Sehingga bisa kembali tercipta karya-karya baru yang lebih baik lagi.
(rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: