Prof Muradi Siap Jembatani Santri Kuliah di Unsil
Reporter:
syindi|
Rabu 05-01-2022,10:45 WIB
radartasik.com, TASIK — Bakal calon Rektor Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya periode 2022-2026, Prof Muradi SS MSi MSc PhD bertekad membawa lembaga berjuluk Kampus Perjuangan itu semakin menguatkan local wisdom (kearifan lokal).
Salah satu caranya, Prof
Muradi akan membuat program menjembatani organisasi masyarakat (ormas) keagamaan ataupun pondok
pesantren. Tujuannya agar santri ataupun ustaz bisa berkuliah di
Unsil.
”Apabila saya diberi amanah menjadi
Rektor Unsil, salah satu wujud nyata saya yakni melakukan kerja sama dengan ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah dan Persis. Serta pondok
pesantren di Tasikmalaya umumnya di Priangan Timur untuk memberikan akses para santri atau ustaz agar bisa melanjutkan pendidikan di
Unsil,” kata pria kelahiran Jakarta, 10 Mei 1975 itu.
Prof
Muradi yang merupakan Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan di Universitas Padjajaran (Unpad) tersebut mengatakan, ke depan
Unsil harus memperkuat karakteristik local wisdom, yang melekat dengan filosofi Siliwangi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh.
Sedangkan dalam konteks keagamaan
Unsil yang berlokasi di kota berjuluk Kota Santri ini perlu memberikan ruang khusus bagi santri dan ustaznya.
”
Unsil sebagai entitas perguruan tinggi negeri di Tasikmalaya, mesti menjembatani santri bisa berkuliah di
Unsil. Dengan begitu, mereka dapat mempunyai keilmuan yang beragam dan luas,” ujar Prof
Muradi, yang juga Staf Ahli Utama Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan, Kantor Staf Presiden (KSP) Jakarta (2015-2018) itu.
Sehingga, kata Prof
Muradi, santri ataupun ustaz bisa memilih fakultas sesuai dengan kebutuhan, tidak hanya keagamaan saja. Bisa mulai dari politik, pendidikan, ekonomi, kesehatan, atau pertanian.
“Sebab
Unsil harus mengembangkan program studi atau jurusan sesuai kebutuhan era global,” tuturnya.
Misalnya di Fakultas ilmu Sosial dan Ilmu Politik ada pengembangan Kebijakan Publik, Ilmu Komunikasi, dan Hubungan Internasional. Sedangkan Fakultas Agama Islam ada Manajemen Haji dan Umrah.
”Program kerja sama ini, tujuannya supaya mereka dalam mendalami keilmuan tidak monoton atau memiliki keberagaman sesuai dengan kultur paradigma ke-Indonesiaan. Sekaligus penguatan
Unsil sebagai
kampus perjuangan dan dapat mewarnai di Kota Santri,” ujar Prof
Muradi yang juga tercatat sebagai Ketua Dewan Pakar Pimpinan Pusat Angkatan Muda Siliwangi (PP AMS), Bandung (2021-2026) itu.
Untuk itu, pihaknya berharap dengan adanya akses jaringan di atas tersebut, bisa mengantisipasi
Unsil tidak menjadi terasingkan, karena mahasiswa asli Tasikmalaya minim berkuliah di
Unsil.
”Maka ke depan jalur rekrutmen mahasiswa mulai dari SNMPTN, SBMPTN, Mandiri-Barat, dan Mandiri
Unsil harus diberlakukan,” papar Penasehat Ahli Kapolri Bidang Keamanan dan Politik (2015-sekarang) itu.
Sebelumnya, Prof
Muradi mengungkapkan dirinya maju dalam pemilihan
rektor, karena ingin membawa
Unsil me-Wangi.
”Program yang saya ajukan adalah program
Unsil bukan program
Muradi. Artinya nanti kesuksesan
Unsil tersebut dengan melibatkan seluruh stakeholder atau pentahelix (masyarakat,
kampus, media, pemerintah, legislatif) agar
Unsil bisa mengharumkan Priangan Timur, Jawa Barat dan Nasional,” katanya.
Maka dia memiliki tagline yakni
Unsil me-Wangi, tujuannya untuk mengangkat kearifan lokal, mengembangkan civitas akademik tumbuh dan berkembang dalam wujud Tri Darma Perguruan Tinggi. Serta memperkuat networking sebagai tolak ukur
kampus berkembang.
“Saya ingin
Unsil ke depan bisa menjadi
kampus yang berpikir secara luas, dengan koneksi jaringan global, namun tetap menjaga kearifan lokal budaya sunda,” tandasnya.
(riz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: