Sedentary Lifestyle Sebabkan Obesitas dan Tingkat Keparahan Lebih di Masa Pandemi

Sedentary Lifestyle Sebabkan Obesitas dan Tingkat Keparahan Lebih di Masa Pandemi

Radartasik.com, Kurang gerak alias sedentary lifestyle akan membuat tubuh mengalami obesitas hingga otot-otot menjadi kaku. Meski aktivitas mulai berjalan, sedentary lifestyle bisa disebabkan karena pekerjaan yang mengharuskan lebih banyak duduk di depan komputer, atau karena teknologi.


Misalnya, untuk mendapatkan sesuatu hanya perlu menelepon atau menggunakan delivery order tanpa harus bergerak. "Ketika intake, makanan lebih banyak dari yang digunakan melakukan aktivitas fisik, ini menyebabkan seseorang beresiko menjadi obesitas," ujar Kepala Instalasi Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo (RSWS), dr Nilla Mayasari, SpKFR, Mkes, Minggu (2/1/2021). 

Kegemukan, kata dr Nila, menjadi salah satu faktor resiko terjadi penyakit metabolik. Sebut saja seperti diabetes mellitus, dislipidemia, maupun penyakit jantung koroner. 

"Mulailah dengan melakukan aktivitas sederhana yang banyak menggunakan gerakan fisik seperti: menggunakan tangga saat bekerja. Berjalan kaki jika tempat yang ditempuh cukup dekat," tuturnya.

Ia juga mengemukakan banyak faktor risiko bagi mereka yang over weight atau obesitas. Menurut keterangannya, WHO mendefinisikan over weight jika Body Mass Index (BMI) lebih dari atau sama dengan 25 dan obesitas jika BMI lebih besar atau sama dengan 30, maka banyak risiko yang muncul.

Perubahan ini didasari oleh gaya hidup tidak sehat dan faktor lingkungan. Faktor lainnya seperti usia, riwayat keluarga, genetik, ras dan etnik dan jenis kelamin tidak dapat diubah. 
"Dari penelitian ini pasien over weight ataupun obesitas memiliki risiko lebih tinggi, baik tingkat keparahan penyakit maupun kematian pasien Covid-19," ujarnya.

Meski demikian, mencegah terpapar bagi mereka tetap bisa dilakukan dengan masifnya protokol kesehatan baik masker, menjaga jarak, maupun melalukan vaksinasi. Juga bisa dengan berusaha untuk membantu meningkatkan imunitas dengan melakukan olahraga secara teratur minimal tiga kali seminggu selama 45 menit.

Pola ini bisa meningkatkan imunitas dan membantu menurunkan berat badan pada orang dengan kategori obesitas. "Untuk pasien obesitas yang terdiagnosis Covid-19 karena masuk dalam pasien beresiko tinggi, kita sarankan segera memeriksakan diri ke dokter terdekat. Memantau setiap perubahan kondisi tubuh serta menjaga agar kebutuhan nutrisi selama proses penyembuhan terpenuhi," ujarnya.

Dokter Spesialis Obsesitas RSWS, dr Himawan Sanusi SpPD, menjelaskan di masa pandemi peningkatan obesitas sangat berpengaruh. 

Awalnya grade 1 menjadi grade 2 bahkan sampai morbid obesity lantaran kurangnya aktivitas. Kondisi ini buruk sebab bisa berdampak kerusakan lutut, jantung, strok, hipertensi tinggi, dan pembengkakan dan lainnya. 

Selain itu saat pendemi seperti sekarang ini, gejala atau tingkat obesitas dari analisis prognosisnya jauh lebih besar bisa mengakibatkan meninggal. (wis/dni/fjr)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: