Jelang Tahun Baru Harga Sembako di Pasar Cikurubuk Melonjak Tinggi

Jelang Tahun Baru Harga Sembako di Pasar Cikurubuk Melonjak Tinggi

radartasik.com, TASIK - Menjelang pergantian tahun harga bahan pokok melonjak tinggi. Beberapa harga komoditas seperti cabai yang masih di atas Rp 100 ribu per kilogram, telur ayam ras di atas Rp 30 ribu per kilogram, serta minyak goreng di atas Rp 20 ribu kilogram.


Pedagang di Pasar Induk Cikurubuk menjual telur ayam negeri Rp 31-32 ribu per kilogram.

“Sama seperti kota lain, kita menjual eceran Rp 31-32 ribu per kilo. Awalnya Rp18 ribu perkilo. Hampir 100 persen kenaikannya,” kata Bobby (47) kepada Radar, Senin (27/12/21). 

Pedagang Daging Ayam Pasar Cikurubuk, Abdul Rojak (29) mengakui menjelang akhir tahun ini, harga daging ayam naik, biasanya Rp 34.000 per kilogram (/kg) sekarang Rp 40.000/kg.

Hal sama juga dikatakan, pedagang Sayur Pasar Cikurubuk, Haer (53), dia mengatakan kenaikan yang menonjol di sayuran adalah cabai.

Saat ini, harga cabai merah keriting biasanya Rp 30.000/kg naik menjadi Rp 40.000/kg. Sedangkan cabai rawit awalnya Rp 30.000 kini menjadi Rp 46.000/kg.

Tidak hanya itu, untuk minyak goreng kemasan pun mengalami kenaikan dari harga Rp 16.000/kg pun naik menjadi Rp20.000/kg. Sedangkan untuk minyak goreng curah dari Rp14.000/kg hingga Rp19.000/kg.

Sementara itu, harga kebutuhan pokok di kota-kota besar seperti Surabaya dan Jakarta terus merangkak naik. Terutama untuk harga telur, dalam sepekan terakhir ini kenaikan mencapai 100 persen.

Beberapa hari sebelumnya, harga telur ayam di kisaran Rp 16-18 ribu, dan kini menjadi Rp 31-32 ribu per kilogram. Dua hari sebelumnya, harga telur di pasar bertahan di Rp 30 ribu. Pedagang menduga harga tersebut dianggap menjadi harga tertinggi.

“Kemarin harga telur Rp 30.000 per kilogram. Saya kira kemarin itu sudah harga tertinggi,” ungkap Syawal, Pedagang di Pasar Slipi Jakarta Barat.

Dia mengeluhkan kenaikan harga telur ayam negeri yang pada Senin hari ini mencapai Rp32.000 per kilogram.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Abdullah Mansuri memandang harga normal telur ayam ras berkisar di rentang Rp 22-23 ribu per kilogramnya. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya permintaan yang tinggi.

“Faktornya banyak bisa berpengaruh pada pengusahanya. Kan pengusaha kuat-kuat itu-itu saja. Kami berharap bisa diajak ngobrol dan diskusi agar kenaikan telor nggak sekuat ini. Sempat turun jatuh harganya sekarang jatuh. Persoalan panen kebutuhan tinggi penambangan keuntungan dari keuntungan tahun laku yang rugi,” kata Mansuri saat dihubungi oleh JawaPos.com, Senin (27/12/2021).

Selain itu, minyak goreng curah juga masih dijual tinggi di harga Rp 22 ribu per liter di Pasar Rumput dan terendah seharga Rp 18 ribu per kilogram di Pasar Pal.

Menurutnya, hal ini disebabkan oleh harga CPO di pasar dunia yang sedang melonjak sehingga permintaan dan stok tidak seimbang. “Harus ada langkah konkret dari pemerintah untuk melakukan intervensi,” imbuhnya.

Sementara, untuk kebaikan cabai rawit merah terjadi di setiap tahunnya. Hal itu dipengaruhi oleh musim dan kondisi wilayah produksi cabai. Ia meminta ada kesiapan pemerintah kedepannya untuk dapat menstabilkan harga cabai.

“Kalau musimnya hujan La Nina dan lain-lain. pasti produksi nggak aman, otomatis di pasar juga akan bergejolak. Lalu permintaannya tinggi Nataru, lebaran permintaan tinggi. Ini harus ada desain yang harus mempersiapkan momentum-momentum,” pungkasnya. (riz/fin/jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: