Dalam giat tersebut, hadir guru besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Dr Karim Suryadi MSI, Dr Rahmat Ceha Ir M Eng dari Unisba dan Dr Pupung Purnamasari SE MSI CA Ak dari Universitas Padjajaran sebagai pemateri.
Hadir juga Direktur Radar Tasikmalaya Group Dadan Alisundana dan wirausahawan Wawan Suwandi SKom juga ikut memberikan pandangan soal
wisata halal.
Prof Atie Rachmiatie MSi, dari LPPM Unisba menjelaskan bahwa
Desa Guranteng menjadi salah satu mitranya untuk pengembangan
wisata halal. Guranteng saat ini sudah mampu menggali potensi
wisatanya. “Destinasi
wisata, kebudayaannya, SDM-nya yang sebetulnya itu sangat menarik dikunjungi,” ujar dia.
Menurut dia,
wisata Desa Guranteng masih bisa dioptimalkan dalam hal pengelolaannya, salah satunya dengan menerapkan konsep
wisata halal. “Jadi
Desa Guranteng ini sedang dikembangkan dan diimplementasikan konsep
wisata halal,” ucapnya.
Hasil penelitiannya sejak tahun 2018,
wisata halal dinilai lebih banyak diminati
wisatawan. Karena baik muslim maupun non muslim sama-sama mempercayai kalau sesuatu yang
halal itu lebih baik. “Seiring dengan naiknya tren
halal life style di kalangan midle up (menengah ke atas),” ucapnya.
Konsep
wisata halal bukan sebatas sebutan saja. Namun juga tersertifikasi karena memberikan pengaruh yang baik terhadap
wisatawan. Bukan sekadar makanan, namun juga berbagai aspek harus mengacu kepada konsep
halal. Seperti halnya ketersediaan tempat beribadah serta lingkungan yang bersih dan sehat untuk
wisatawan.
Dalam mewujudkannya, kata dia, perlu kesadaran dan semangat bersama dari berbagai pihak agar
wisata halal di
Desa Guranteng bisa terealisasi. Dari mulai masyarakat, pengelola, dan tidak kalah penting adalah peran pemerintah. “Karena pemerintah itu punya power, ibarat dirijen kalau dalam paduan suara,” ujarnya.
Kolaborasi itu sebagaimana konsep pemerintah yang menerapkan konsep pemerintah yang dinamakan Penta Helix. Di mana unsur pemerintah, komunitas (masyarakat), pengusaha, akademisi dan media massa harus berperan aktif untuk berkontribusi di bidangnya masing-masing.
“Tapi ternyata ada temuan baru yang bukan hanya penta helix tapi heksa helix, yang terakhirnya itu politisi,” katanya.
Kepala
Desa Guranteng Endang Bahrum menjelaskan, wilayahnya memiliki berbagai potensi
wisata. Salah satu yang menjadi ciri khas adalah peternakan sapi perah. “Jadi kita ada
wisata alam, agro
wisata, sampai budaya,” ujarnya.
Pihaknya sangat mendukung motivasi pengembangan
Desa Guranteng melalui konsep
wisata halal. Secara bertahap, konsep itu akan diimplementasikan supaya bisa terealisasi.
“Sebenarnya ini sesuatu yang tidak asing karena mayoritas di
Desa Guranteng iu muslim,”terangnya.
Namun untuk menuju
wisata halal yang profesional tentu tidak sesederhana kedengarannya. Karena kesadaran masyarakat pun harus dibangun untuk memiliki jiwa profesional.
“SDM di desa kan tidak sama dengan di kota, angaran juga terbatas, tapi meski begitu kami terus berupaya untuk survive,” ucapnya.
Ke depannya dia berharap
Desa Guranteng mampu menerapkan konsep
wisata halal secara optimal. Salah satunya untuk mendongkrak ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di
Desa Guranteng.
(rga)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News