Unisba Kenalkan Wisata Halal

Unisba Kenalkan Wisata Halal

radartasik.com, CISAYONG - Dosen Universitas Islam Bandung (Unisba) dari Fakultas Teknik, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Komunikasi menyelenggarakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema “Pengembangan Desa Wisata Halal” di Objek Wisata Kampung Kolecer Desa Cisayong Kecamatan Cisayong, Kamis (23/12/2021).


Dosen Unisba Prof Dr Atie Rachmiatie MSi mengatakan, pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan di Desa Cisayong ini merupakan suatu rangkaian dari kegiatan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan sejak 2018 sampai sekarang. 

“Pengabdian kepada masyarakat ini, adalah harus hasil riset dan menunjukkan bahwa desa wisata halal sedang tren di dunia dan itu merupakan sebuah peluang yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Prof Atie menyebutkan, program ini sejalan dengan pemerintah yang akan mengembangkan wisata halal. Kemudian di satu sisi juga, ada program desa wisata. Jadi memadukan antara konsep desa wisata dan pariwisata halal, maka dikenalkanlah satu inovasinya itu adalah konsep desa wisata halal.

Menurut dia, konsep wisata halal ini memenuhi standar-standar kebutuhan muslim. Seperti misalnya ada musala, makanan halal sampai betul-betul muslim datang ke tempat wisata halal itu merasa nyaman, aman, merasa tidak ragu-ragu akan berbagai fasilitas wisata yang disediakan. 

“Untuk desa wisata halal itu, wisatawan merasa aman, merasa mudah. Jika dalam homestay atau dalam hotel tersedia Al-Qur'an, waktu salat di musala, airnya lancar. Kemudian ketika makan ayam, itu harus ada jaminan disembelih,” ujar dia.

“Untuk menuju ke sana, memang harus berkolaborasi dengan berbagai stakeholder. Kemudian juga secara internasional harus memiliki sertifikasi halal dan itu juga kita akan bantu ke depan untuk memperoleh sertifikasi halal tersebut,” ucap Atie.

Lanjut dia, di Tasikmalaya ada Desa Cisayong dan Desa Guranteng yang sudah berkembang dalam menjadi desa wisata. 

“Nanti penguatannya, ketika bergabung menjadi asosiasi desa wisata akan saling belajar dan bagaimana meningkatkan kategorisasi- kategorisasi, sehingga semakin dikenal dan para pengunjung yang datang makin banyak,” kata dia.

Di tempat yang sama, Prof Dr Karim Suryadi MSi menambahkan, potensi wisata halal sudah banyak dan secara ideologis itu penting. Namun, secara marketing terkadang tidak dianggap perlu. Karena di dalam negeri halal itu sudah menjadi keniscayaan, sehingga orang Indonesia kalau wisata tidak lagi bertanya ini halal atau tidak.

“Berbeda ketika ke luar negeri, wisatawan akan waspada dan lebih hati-hati. Sebab, menganggap apa yang mereka santap belum tentu halal,” ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, harus lebih sensitif tentang kehalalan. Sebab, yang datang bukan hanya orang Indonesia saja, bukan hanya orang muslim, sehingga halal ini bukan hanya jadi rujukan orang muslim. Melainkan bagi non muslim juga menjadi rujukan. “Karena halal ini terkait dengan kesehatan, gaya hidup dan tren,” ujar dia.

Sementara itu, kata dia, kedatangannya ke Objek Wisata Kampung Kolecer Desa Cisayong sangat tertarik. Apalagi iklimnya, keramahan warganya. Hanya saja, sebagai destinasi wisata, ini bisa ditambah. Misalnya dengan atraksi, karena wisatawan itu akan lebih terkesan kalau melakukan sesuatu dan kalau dia mengalami sesuatu.

“Kalau hanya nonton kolecer, itu kan hanya menatap saja. Yang bisa dikemA­bangkan, misalnya papalidan di solokan, balap sosoA­rodotan dari jalan desa ke lokasi wisata atau misalnya atraksi lain seperti lomba nangkap bebek, nangkap belut dan lainnya,” ujar dia, menA­jelaskan.

KemuA­dian, lanjut dia, bicara soal wisata halal tidak terlalu sulit dalam menyoA­sialiA­sasikannya. Apalagi tentang SDM halal cukup mudah, karena hampir 100 persen masyarakat di sini muslim. 

“Tinggal bagaimana menjelaskan kehalalan dan menerapkan itu kepada pengunjung yang beragam tingkat keislamannya,” kata dia, menjelaskan.

Kepala Desa Cisayong Yudi Cahyudin mengatakan, konsep pengembangan desa wisata halal ini sangat didukung dan dinilai tepat diterapkan.

“Mudah-mudahan agenda ini bukan hanya Desa Cisayong, tapi bisa berjalan di desa yang hari ini konsen prioritas pemanfaatan atau pengembangan dana desa masing-masing,” kata dia.

“Di Cisayong ini kebetulan masih konsen pengembangan kawasan kampung kolecer, ternyata memang untuk mengembangkannya tidak mudah. Butuh konsistensi, istikamah untuk terus mengawal dan bekerja sama dengan seluruh pihak,” ujar dia, menambahkan.

Menurut dia, bagaimana penataan lokasi seperti WC dan lainnya, ketika yang datang butuh ruang. Jadi pengelolaan wisata halal harus betul-betul ditingkatkan, karena bukan hanya kepada spot wisatanya. Melainkan juga terhadap kuliner dan fasilitas penunjang lainnya. (obi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: