Bakti Sang Bos Kelor Organik Terhadap Almamater Unsil

Bakti Sang Bos Kelor Organik Terhadap Almamater Unsil

radartasik.com - Founder & Owner PT Moringga Organik Indonesia (MOI), A Dudi Krisnadi ingin mengabdikan usahanya untuk pusat pembelajaran moringa atau kelor organik. 


Untuk itu PT MOI melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Universitas Siliwangi (Unsil), di Gedung Fakultas Pertanian (Faperta) Unsil, Senin (20/12/21).

Sekaligus sebagai wujud bakti alumnus yang pernah menimba ilmu di Faperta Unsil, angkatan 1989.

"Tujuannya kerja sama ini, saya menginginkan sarana pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat memajukan Unsil," ungkapnya.

Sebab, kata Dudi, sebelum pihaknya bekerja sama dengan Unsil, sudah banyak mahasiswa dari perguruan tinggi, yang belajar budidaya dan pengolahan tanaman kelor organik di PT MOI. 

Namun melihat almamaternya ketinggalan jauh, ungkap Dudi, pihaknya tergerak untuk mendongkrak mutu pendidikan di Unsil, khususnya Fakultas Pertanian. 

Dengan adanya PT MOI di Unsil tersebut, dirinya berharap bisa melakukan pengembangan praktek dan penelitian yang akan memperkaya ilmu mahasiswa. 

" Melihat universitas lainnya sudah meneliti kelor dan belajar ke Blora. Oleh karenanya membangun pilot projects PT MOI di Unsil untuk belajar cara budidaya dan pengolahan tanaman kelor organik," ujarnya.
Founder & Owner PT MOI A Dudi Krisnadi (kiri) kerja sama dengan Civitas Akademika Unsil untuk pengembangan mutu pendidikan, Senin (20/12/21). Ujang Nandar/Radar Tasikmalaya

Artinya, lanjut Dudi, hadirnya PT MOI di Unsil Fakultas Pertanian di Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, masuk dalam wilayah akan membuat white label, membantu masyarakat, edukasi khususnya peneliti untuk mencetak produk kualitas siap jual, pabrik berstandar ISO, sudah tersertifikasi BPOM, dan Halal. 

"Insyaa Allah tahun depan Moringa Farm & Processing Unsil sudah memiliki sertifikasi ISO 22000:2018, HACCP, BPOM, Halal dan Organik CERES JERMAN, USDA dan EURO," tegasnya.

Selanjutnya, ia tidak menjual produk di pilot projects, melainkan sistem. 

"Ketika orang yang membuat pabrik pilot projects di Unsil, bisa membayar Rp2,5 miliar," ujarnya.

Selain itu, dalam hubungan simbiosis mutualisme, nantinya PT MOI bekerja sama dengan Unsil, akan memberikan manfaat untuk kemajuan bersama dalam memenuhi produksi daun kelor. 

Sebab Unsil mampu membawa masyarakat yang ingin menanam kelor dan percaya secara ilmiah.

"Dengan begitu mengikuti penanaman dan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur (SOP) produksi kelornya dapat dikonsumsi secara internasional," harapnya.

"Dengan begitu, Unsil bisa kebanjiran permintaan produk kelor. Pada saatnya akan menggandeng masyarakat untuk menanam dengan SOP agar dapat memenuhi permintaan pesanan luar negeri," tambahnya.

Berdasarkan pengalaman, sambung Dudi, PT MOI tidak pernah mampu memenuhi permintaan karena masih terbatas stok daun kelor. 

Tentunya bukan mengejar kelor yang dihitung beratnya, melainkan kandungan nutrisinya. 

"Nutrisi terciptanya sesuai dengan SOP. Untuk itu saya ingin kelor yang dihasilkan produk adalah kualitas bagus," katanya.

Dudi menjelaskan bahwa kelor yang diproduknya dipasarkan ke Uni Eropa, lewat Ghana.

"Pesanan yang masuk ke PT MOI  hampir 5 kontainer perbulan. Namun hanya mampu 15 ton saja atau satu kontainer saja dengan kemasan produk by PT MOI Indonesia," ujarnya.

Untuk itu, dengan adanya kerja sama dengan Unsil, ia sangat bahagia. Dengan begitu, langkah taktis untuk segera berdiri PT MOI di Unsil setelah penandatanganan ini, mulai pengerjaan pada Januari 2022 yakni; pembangunan dan penataan kebun.

"Juni sudah mulai produksi. Dengan prosesnya daun kelor dikeringkan, lalu diolah teh celup, serbuk yang dicambur jahe dan kelor," katanya.

Selain itu juga, PT MOI di Unsil akan membuat satu produk ramuan khusus. Yakni minuman kesehatan kelor  dengan campuran rempah-rempah.

Rektor Unsil Tasikmalaya, Prof Rudi Priyadi Ir MS bersyukur dengan pendatanganan kerja sama Unsil dengan PT MOI. 

Karena PT MOI tersebut merupakan founder/ownernya adalah alumnus Unsil yang terbaik, yakni A Dudi Krisnadi.

"Kerja sama ini merupakan kepedulian alumnus Unsil yang sangat tinggi. Dengan dibangun seluas 1 hektar, demikian dapat  melakukan pemberdayaan  sumber daya manusia sebagai pusat penelitian," ujarnya.

Kemudian, dengan kerja sama ini, sangat membantu Unsil yang sekarang sebagai perguruan tinggi negeri. Karena terus dituntut menjadi perguruan tinggi negeri Badan Hukum (PTN BH) untuk pengembangan kemandirian. 

"Mudah-mudahan upaya kerja sama dengan PT MOI menjadi Badan Layanan Umum (BLU) bukan satuan kerja lagi. Dengan maksud ke depannya Unsil mampu matang dalam mengelola infrastruktur sendiri dan mampu kerja sama dengan dunia industri dan dunia kerja (Iduka)," katanya.

Faktor lainnya, meningkatkan Indeks Kinerja Utama (IKU) Unsil setelah melaksanakan kerja sama Iduka. Hasilnya mampu mendukung   merdeka belajar kampus merdeka.

"Dengan adanya IKU dosen tidak hanya mengajar. Tetapi dosen bisa ikut serta menjadi tim dalam pengelolaan produk ahli di PT MOI ini,"  ujarnya. (rizky/radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: