Korda Bansos Pangan Tanggapi Kasus Saldo Rp 0 dan Beras Jelek

Korda Bansos Pangan Tanggapi Kasus Saldo Rp 0 dan Beras Jelek

Radartasik.com, BANJAR — Koordinator Daerah (Korda) Bantuan Sosial Pangan Wilayah Banjar Yuli Yulaeha menanggapi kejadian keluarga penerima manfaat (KPM) mendatangi ke kantor Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Kota Banjar.

Seperti diketahui, sejumlah KPM dari program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menggeruduk kantor Dinas Sosial P3A Kota Banjar pada Rabu (15/12/2021). Mereka mempertanyakan bantuan senilai Rp 200 ribu per bulan yang belum masuk rekening.

Menurut Yuli, jika ada KPM yang saldonya Rp 0 di Kartu Keluarga Sejahtera (kartu KKS) agar didata oleh pihak agen e-Warong.

Yuli juga menjelaskan kejadian saldo nol rupiah tidak hanya terjadi di Banjar. ”Tapi juga di daerah lainnya sama saldo milik KPM masih nol rupiah,” kata dia kepada wartawan di kantornya, Kamis (16/12/2021).

Namun, sambung dia, KPM di daerah lain paham akan hal itu (saldo nol rupiah) karena sebelumnya pihak agen e-Warong sudah menyampaikan jika ada saldo yang kosong agar didata.

Menurut dia, saldo masih kosong terjadi karena kartu milik KPM belum memiliki data bayar dari pusat ke pihak bank. ”Saldo ke KPM BPNT sudah ada yang masuk, namun secara bertahap. Karena data berdasarkan dari Pusdatin,” imbuhnya.

Berdasarkan data dari BNI, kata dia, ada sebanyak 10.860 KPM yang sudah masuk data bayar. Itu masuk dalam tahap 11, 12, 13 dan 14.

Data dari pusat pun kadang naik, kadang turun. Karena, data digogok Pusdatin setiap bulan. ”Kenapa digodog setiap bulannya? Karena dikhawatirkan ada yang meninggal atau pindah alamat dan lainnya,” jelasnya.


Pipih Supiati (kanan) salah satu agen e-Warong saat diwawancarai wartawan, Kamis (16/12/2021). Foto: Anto Sugiarto / Radartasik.com

Secara terpisah, Pipih Supiati, agen e-Warong di Lingkungan Banjarkolot Kelurahan/Kecamatan Banjar, menyatakan KKS yang saldonya nol rupiah hampir 40 persen dari 235 KPM di wilayahnya.

Dia mengaku menjadi agen e-Warong sejak tahun 2019. Sejauh itu tidak ada kendala apa pun. ”Kalau saldo kosong, itu bisa dikomunikasikan dan KPM paham belum masuk dari pusat,” kata dia.

Jika ada barang yang jelek, menurut dia, langsung diganti saat itu juga di agen. ”Ini barang-barangnya ada dari supplier tapi ada juga beli sendiri di pasar. Misal seperti tempe, itu beli sendiri,” jelas dia.

”Kalau ada barang yang jelek, atau busuk harusnya ngeluhnya ke e-Warong. Jangan ke dinas. Karena mereka (Dinas Sosial) tidak tahu. Jika ambil dari agen ya dikembalikan ke agen,” tegasnya. (Anto Sugiarto / Radartasik.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: