Presiden IOC: Mayoritas Negara Tidak Memboikot Olimpiade Tiongkok
Reporter:
tiko|
Kamis 16-12-2021,04:00 WIB
Radartasik.com — Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan mayoritas pemerintah dari 90 negara yang berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 tidak melakukan boikot diplomatik menyusul langkah Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Australia.
Boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing yang akan digelar pada 4-20 Februari itu ditempuh setelah merujuk catatan pelanggaran hak asasi manusia oleh Tiongkok yang mereka sebut sebagai “posisi politik.”
“Ada negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Australia yang mengambil keputusan itu,” kata Bach seperti dikutip Reuters, Rabu.
“Beberapa negara lainnya, dan tidak sedikit jumlahnya, akan hadir dalam Olimpiade itu. Kemungkinan besar ada lebih dari 70 atau bahkan lebih dari 80 NOC (dari 90 negara) yang pemerintahnya belum membuat pernyataan seperti itu.”
“Mereka semua memiliki satu kesamaan, yaitu mendukung tim Olimpiade-nya sehingga para atlet dapat mewujudkan impian mereka,” ujar Bach.
Kelompok hak asasi manusia sejak lama mengkritik IOC karena menganugerahkan hak tuan rumah Olimpiade kepada Tiongkok untuk kedua kalinya setelah kondisi hak asasi manusia tidak kunjung membaik. Sebelum Tiongkok menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas pada 2008.
Pekan lalu, mahasiswa Tibet merantai dirinya ke ring Olimpiade di luar markas IOC Swiss di Lausanne guna menyerukan boikot Olimpiade internasional.
Protes serupa terjadi saat upacara penyalaan obor Olimpiade Beijing di Olympia dan Athena kuno di Yunani pada Oktober.
“Apa yang terjadi pada tahun-tahun itu secara politis tidak berada dalam lingkup pengaruh kami,” kata Bach. “Anda tidak bisa menyalahkan IOC dan membuatnya bertanggung jawab atas hal yang tidak berhasil dilakukan oleh satu atau dua generasi politisi.”
“Kami bertanggung jawab atas Olimpiade ini,” pungkas Bach. (jpg/antara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: