Kerusakan Lahan Pertanian Akibat Banjir Bandang Garut Capai 41,5 Hektare

Kerusakan Lahan Pertanian Akibat Banjir Bandang Garut Capai 41,5 Hektare

radartasik.com, BENCANA banjir bandang menerjang wilayah Kecamatan Sukawening dan Karangtengah mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian di dua wilayah rusak. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut, lahan pertanian dari mulai sawah dan perkebunan yang rusak sekitar 41,5 hektare.


Dari jumlah tersebut, 20,1 hektare lahan di Kecamatan Karangtengah dan 21 hektare di wilayah Sukawening. “Untuk di Kecamatan Karangtengah ada tiga desa, yaitu Desa Cinta, Cintamanik dan Mekarwangi. Kalau di Sukawening ada lima desa,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut Beni Yoga kepada wartawan, Senin (13/12/2021).

Beni menerangkan lahan pertanian yang rusak akibat tergerus banjir bandang. Selain merusak lahan, para petani di wilayah itu juga banyak yang gagal panen.

Pihaknya akan menyediakan bantuan sarana produksi untuk lahan yang terkena dampak bencana alam. Artinya, untuk musim tanam selanjutnya, bahan berupa benih dan pupuk akan diberikan.

“Ganti rugi tidak ada. Namun untuk kebutuhan sarana produksi seperti benih, pupuk, kita penuhi semua,” terangnya.

Saat ini, pihaknya masih berupaya untuk memperbaiki saluran irigasi. Sebab, banyak saluran irigasi banyak yang rusak. “Kalau tak segera, petani tak bisa bertaman di musim tanam berikutnya,” kata dia.

Terkait antisipasi bencana ke depannya, Beni mengaku sudah berkoordinasi dengan DPR RI agar ada perubahan status lahan menjadi hutan lindung. Dengan begitu, vegetasi di wilayah atas daerah bisa dipertahankan menjadi tanaman tahunan untuk mencegah terjadi bencana.

“Di sana itu kan lahan Perhutani. Ada beberapa lahan yang LMDH. Kita support tanaman kopi. Tapi masalahnya ada tanaman lain di luar kopi yang musiman,” kata dia.

Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah V Kabupaten Garut Dodi Arisandi mengatakan telah meninjau wilayah Karangtengah bersama anggota DPR akhir pekan lalu. Ia menilai wilayah itu jauh dari kawasan konservasi.

“Memang ada hilangnya fungsi. Tapi itu bukan kawasan hutan lindung atau konservasi. Kalau kawasan cagar alam Talaga Bodas, kondisinya masih bagus dan tak ada perambahan di sana,” paparnya. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: