Seleksi Calon Direktur RSUD dr Soekardjo Tinggal Satu Tahapan Lagi, Objektivitas Wali Kota Menentukan

Seleksi Calon Direktur RSUD dr Soekardjo Tinggal Satu Tahapan Lagi, Objektivitas Wali Kota Menentukan

radartasik.com, BUNGURSARI — Peserta seleksi terbuka jabatan direktur RSUD dr Soekardjo tinggal menempuh satu tahapan lagi. Setelah mereka mengikuti assesment mulai dari kompetensi teknis dan penyusunan makalah, kemudian wawancara dengan tim panitia seleksi (pansel).


Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Tasikmalaya Gungun Pahlagunara menjelaskan tahapan terakhir dari penyeleksian calon pimpinan di rumah sakit berpelat merah itu, yakni wawancara dengan Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK).

Mereka yang notabene para Aparatur Sipil Negara (ASN) berlatar belakang pendidikan kedokteran, bakal memikul tanggungjawab pelayanan kesehatan di RSUD.

”Jadi tinggal tahap wawancara oleh Pak Wali Kota. Jadwalnya kami belum bisa pastikan, menunggu waktu laporan dulu dengan beliau, mau kapan pelaksanaannya. Kemarin Pansel sudah melaksanakan tahap wawancara dan tinggal diwawancarai PPK yaitu wali kota,” ujar Gungun kepada Radar, Rabu (8/12/2021).

Setelah itu, lanjut dia, pansel menyampaikan hasil rangkaian seleksi ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Tiga nama terbaik yang mengikuti tahapan seleksi, akan dicek dan diverifikasi kesesuaian aturan dalam proses perekrutan.

Kemudian KASN menerbitkan rekomendasi dalam mempersilakan wali kota memilih satu dari tiga nama yang mengikuti seleksi itu. ”Kita harap bisa sesuai jadwal, 17 Desember ini sudah pelantikan. Namun, itu juga tergantung hasil telaahan KASN apakah rangkaian seleksi kita sudah tidak ada yang perlu dikoreksi dan dinyatakan benar, jadi belum bisa dipastikan,” katanya.

Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya juga belum mengumumkan hasil penilaian secara kumulatif. Pansel masih merekapitulasi hasil skoring tahapan wawancara yang digelar di Hotel Grand Metro pada Selasa 7 Desember 2021. Dimana penguji yang terdiri dari Sekda, Kadis Kesehatan Provinsi dan Kota Tasikmalaya, Kepala BKPSDM, serta tiga tokoh akademisi dari universitas menetapkan hasil penilaian dari tiga peserta yang mereka wawancarai.

“Pengumuman hasil juga belum, Pansel masih merekap nilai ketiganya. Sambil berjalan, kita juga akan memastikan tahapan seleksi selanjutnya menyesuaikan jadwal wali kota,” ujarnya yang juga tim panitia seleksi.

Sementara itu, merespons berbagai komentar publik dan wakil rakyat berkenaan proses pemilihan calon Direktur RSUD. Ketua Yayasan Majelis Santri Bangsa Kota Tasikmalaya Heryanto Rusdiansyah, berharap semua pihak mempercayakan ke pansel dan kepala daerah.

“Sebab, secara proses seleksi demi seleksi yang berlangsung hari ini, kami menilai sudah berjalan fair. Semua yang memenuhi syarat dan layak mencalonkan diberi kesempatan sama, publik juga memantau proses pelaksanaannya lewat informasi di media,” katanya saat menghubungi Radar.

Ia optimis seleksi tersebut bakal melahirkan direktur baru yang kompeten, berpengalaman dan bisa membenahi persoalan akut di rumah sakit. Mengatrol layanan semakin baik, dengan mekanisme yang dijalankan pansel sudah terbilang profesional.

“Nah, prosesnya yang kita pandang sudah kompetitif otomatis melahirkan figur yang siap. Terlepas siapa yang terpilih, ia memikul beban tidak cuma pertanggungjawaban terhadap kepala daerah, melainkan harus membuktikan ke masyarakat bahwa ia dipilih karena dipandang layak dan terbaik dari pesaingnya,” analisis mantan Ketua BKPRMI Kota Tasikmalaya tersebut.

Heryanto menekankan direktur baru nanti tentunya siap memuaskan ekspektasi publik. Sebab, isu pengondisian dan pengaturan pemenang nyaris tak terdengar pada open bidding belakangan ini, pertanda pansel melaksanakan penyeleksian dengan independen tanpa intervensi pihak mana pun.

“Insya allah profesionalitas mereka dijaga, apalagi pansel yang terdiri dari akademisi, pejabat berkompeten, tentunya memberikan penilaian baik bagi siapa saja yang memiliki komitmen mengatrol pelayanan kesehatan di rumah sakit,” optimisnya.

Dia menambahkan, publik atau pihak mana pun tinggal melihat saja hasil dari pemilihan direktur tersebut. Indikatornya, melihat kinerja direktur baru nanti, dalam mengelola rumah sakit dengan tabungan yang diwariskan dr H Wasisto Hidayat senilai Rp 22 miliar.

“Itu akan menjadi pertaruhan direktur baru apakah itu bertambah terutama dari sisi penggalangan pendapatan, dengan layanan prima, kalau melihat realitas mesti bertambah. Maka konsekuensi itu saja yang nanti bisa publik tuntut, bahwasannya direktur hasil open bidding jangan bikin malu dan kecewakan publik. Itu yang mesti diperhatikan bersama,” papar Heryanto.

Sebelumnya, Ketua Yayasan Setara Indonesia, H Bayhaqi Umar menuturkan meski semua kandidat memiliki kompetensi yang mumpuni, relevan dengan latarbelakang pendidikan yang disyaratkan. Tetapi, jam terbang dan sinergitas dengan tenaga ahli serta SDM di internal RSUD mesti menjadi perhatian Wali Kota Tasikmalaya H M Yusuf dalam menentukan pilihan.

“Tentu dibutuhkan figur internal yang sudah memahami seluk-beluk rumah sakit berpelat merah tersebut. Kami rasa wali kota gagal tatkala memilih direktur RSUD dari luar lingkungan rumah sakit, apalagi Pemkot Tasikmalaya. Artinya, proses kaderisasi birokrasi calon pimpinan di internal tidak berjalan,” ujarnya kepada Radar, Selasa (7/12/2021).

Aktivis senior yang konsen mengadvokasi urusan kemanusiaan itu mengenang saat Pilkada Tahun 2017 lalu, opini berkembang di publik ketika H Muhammad Yusuf menjadi pimpinan daerah bakal terjadi bedol desa ASN dari Pemkab Tasikmalaya pindah ke Kota Tasikmalaya.

Otomatis, lanjut dia, ketika wali kota memilih pejabat asal Pemkab Tasikmalaya menduduki pucuk pimpinan RSUD, dikhawatirkan menguatkan opini sejumlah pihak yang menyimpulkan hal tersebut.

“Imbasnya khawatir kemana-mana. Nanti ASN kita yang sudah all out bekerja, motivasinya melesu karena jenjang kariernya tidak akan sampai Eselon II. Stigma ini (bedol desa, Red) cukup kuat kala itu, jangan sampai terealisasi,” tegas Bayhaqi.

Selain itu, lanjut dia, di RSUD terdapat elementer pendukung dalam mengoptimalkan pelayanan secara keseluruhan. SDM perawat, dokter spesialis serta pihak lainnya yang sudah bersinergi selama ini, mendukung pelayanan rumah sakit, mesti diperhatikan.

“Kalau direkturnya tidak sesuai harapan elemen SDM di dalam rumah sakit. Kita khawatir ada gerakan dan riakan yang berimbas melesunya pelayanan kesehatan. Wali kota sudah tanya belum orang-orang di internal rumah sakitnya,” kata dia.

Bayhaqi menilai perlunya Pemkot Tasikmalaya memberikan apresiasi atas kinerja RSUD dr Soekardjo yang selama pandemi Covid-19 berlangsung menjadi benteng dalam penanggulangan pasien positif.

Peran serta dan kehadiran layanan umum daerah itu, telah nyata hadir kala pasien berjatuhan beberapa bulan lalu. “Paling tidak apresiasi lah kinerja mereka. Kami pun selaku mitra banyak kepentingan dengan rumah sakit, mengadvokasi pasien, serta berkolaborasi urusan darah. Maka wajar kami pun memiliki harapan ini,” tuturnya menjelaskan. (igi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: