Para Pembatik di Garut Jadi Pelopor Batik Tulis dengan Media Kaos

Para Pembatik di Garut Jadi Pelopor Batik Tulis dengan Media Kaos

radartasik.com, GARUT KOTA — Para pembatik tulis di Kabupaten Garut terus berinovasi. Salah satu produk batik yang saat ini dikembangkan yakni batik tulis dengan media kaos.


“Sekarang ada ide dari pembatik dengan media kaos. Ini perlu dikembangkan terus, karena biasanya pemberian gambar untuk kaos itu melalui sablon,” ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Garut Hj Diah Kurniasari kepada wartawan usai kegiatan ramah tamah dengan pembatik tulis garutan di salah satu rumah makan di Kecamatan Garut Kota, Sabtu (4/12/2021).

Diah menerangkan, pengembangan batik tulis dengan media kaos perlu dikembangkan supaya menjadi ciri khas batik Garut. Selain itu, batik tulis media kaos juga bisa menjadi pelopor industri batik tulis di Indonesia.

“Ini mudah-mudahan jadi pelopor. Biasanya kaos itu di-printing, pakai sablon dan sebagainya. Ini kita jadi batik tulis, inilah kelebihan dari batik Garutan yang bisa membatik di kaos,” ujarnya.

Diah menuturkan, ke depan produk batik kaos akan diperkenalkan kepada dinas-dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut dan para tamu yang datang ke Kabupaten Garut. “Kami siap promosikan produk batik garutan dengan media kaos, sehingga bisa dikenal dan disukai wisatawan dan masyarakat,” ujarnya.

Dekranasda bersama Dinas Perindustrian, Perdagangan, Enetgi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag ESDM) Kabupaten Garut juga memberikan apresiasi kepada para pembatik di Garut.

“Kita undang para pembatik tulis garutan ini, termasuk souvenir kepada para pembatik tulis garutan yang sudah lansia sebagai bentuk apresiasi,” terangnya.

Diah menuturkan, acara ini merupakan wujud dari dukungan pemerintah terhadap para pembatik tulis garutan. Dia menyebut saat ini para pembatik berjumlah kurang lebih 60 orang, dan rata-rata sudah sepuh.

“Kalaupun ada yang muda, itu mereka anaknya. Nah itu ya, jadi kita mudah-mudahan minat para pemuda yang usia muda untuk ke belajar batik ini yang kita harapkan (bisa meningkat),” tuturnya.

Sementara itu, Dimah, pembatik dari Kampung Paledang mengatakan membatik di kaos memiliki kesulitan tersendiri, karena warna dari canting mudah kering.

“Memang susah dari kaos mah, kan kain gampang itunya seratnya ya, kalau kaos mah suka cantingnya gregel suka ini lagi (harus) dikocok-kocok lagi gitu, makannya (gambarnya) cuma sedikit tapi (pengerjaannya) dua hari,” paparnya. (yna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: