WHO Prediksi Covid-19 Varian Omicron Bisa Timbulkan Risiko Global Tinggi
Reporter:
radi|
Selasa 30-11-2021,16:45 WIB
Radartasik.com, JAKARTA - World Health Organization (WHO) memprediksi varian baru Covid-19 Omicron akan menyebar secara internasional. Hal ini sekaligus menimbulkan kekhawatiran risiko global yang sangat tinggi.
Prediksi WHO itu dimungkinkan akan menyebabkan lonjakan infeksi yang memiliki konsekuensi cukup parah di beberapa wilayah. Apalagi, Omicron memiliki jumlah mutasi lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Terutama dampak potensialnya. Risiko global secara keseluruhan terkait dengan varian baru ini sangat tinggi," sebut WHO dalam keterangan resminya, Senin (29/11/2021).
Karena itu, WHO mendesak 194 negara anggotanya mempercepat vaksinasi kelompok prioritas tinggi. Selain itu, untuk mengantisipasi peningkatan jumlah kasus, dan mempertahankan layanan kesehatan.
Hingga saat ini, tidak ada laporan kematian terkait varian Omicron. Saat ini, WHO sedang melakukan penelitian untuk menilai kemampuan Omicron bertahan dari perlindungan vaksin dan infeksi sebelumnya.
"Meningkatnya kasus, terlepas dari perubahan tingkat keparahan, dapat menimbulkan tuntutan besar pada sistem perawatan kesehatan. Dampaknya pada populasi yang rentan akan sangat besar. Terutama di negara-negara dengan cakupan vaksinasi rendah," papar WHO.
Dalam panduan terbarunya, WHO menegaskan negara-negara harus menggunakan pendekatan berbasis risiko untuk menyesuaikan langkah-langkah perjalanan internasional secara tepat waktu.
“Munculnya beberapa mutasi menunjukkan Omicron memiliki kemungkinan tinggi untuk lolos dari kekebalan dari perlindungan yang dimediasi antibodi. Namun, potensi untuk menghindar dari kekebalan yang dimediasi sel lebih sulit diprediksi. Ada ketidakpastian dalam menentukan besarnya potensi Omicron melawan kekebalan," terang WHO dalam panduannya.
Seperti diketahui, varian Omicron pertama kali dilaporkan ke WHO pada 24 November 2021 dari Afrika Selatan. Di negara itu, infeksinya telah meningkat tajam. Sejak itu, varian tersebut telah menyebar ke seluruh dunia.
Sejumlah kasus baru ditemukan di Belanda, Inggris, Denmark, dan Australia. Hongkong dan Israel juga disebut-sebut telah mendeteksi keberadaan varian tersebut. (rh/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: