BPBD Waspadai Bencana Hidrometeorologi, Dirikan Posko dan Siagakan Personel 24 Jam

BPBD Waspadai Bencana Hidrometeorologi, Dirikan Posko dan Siagakan Personel 24 Jam

radartasik.com, CIAMIS — Pemerintah Kabupaten Ciamis menggelar apel kesiapsiagaan dan antisipasi terkait ancaman bahaya bencana hidrometeorologi di Halaman Pendopo Ciamis, Senin (29/11/2021) sekitar pukul 08.00.


Dalam apel tersebut dihadiri BPBD Ciamis, PMI, TNI-Polri, Tagana serta para relawan dan lainnya. Bahkan saat itu, sejumlah alat berat, kendaraan, armada pemadam kebakaran, ambulans dan penanganan bencana pun dicek dan dipersiapkan dalam apel tersebeut.

Selain apel, dilaksanakan juga latihan dalam penanganan bencana longsor dan pohon tumbang. Sehingga semuanya siap dalam penanganan penyelamatan terhadap korban bencana.

Bupati Ciamis Dr H Herdiat Sunarya mengatakan, sejumlah daerah termasuk dalam rawan bencana. Karena di ketahui Ciamis salah satu daerah dengan rangking tinggi untuk kerawanan bencana. Mulai dari tanah longsor, pergerakan tanah, banjir dan angin puting beliung kerap melanda sejumlah wilayah di Ciamis.

“Maka dari itu, ini kesiapsiagaan kita, latihan ketika menghadapi kejadian bencana alam, tentunya untuk penyelamatan. Serta dalam penanganan bencana ini tidak hanya pemerintah, tapi semua elemen turut terlibat termasuk masyarakat,” paparnya.

Lanjut Herdiat, menurut perkiraan dari BMKG, kondisi cuaca ekstrem dengan intensitas hujan tinggi terjadi pada Oktober 2021-Februari 2022. Perlunya kewaspadaan harus ditingkatkan agar saat terjadi bencana bisa langsung dilakukan penanganan cepat. 

“Mudahan-mudahan tidak ada bencana yang tidak diinginkan. Kami sampaikan bahwa Ciamis masuk salah satu daerah dengan rangking ketujuh dalam kerawanan bencana,” ucapnya.

Kata Herdiat, kesiapan sarana dan prasarana secara umum dalam penanganan bencana sudah lengkap, walaupun ada beberapa yang kurang dan harus dilengkapi. “Bahkan anggaran juga sudah kami siapkan dan insyaallah cukup, pada intinya semua pihak harus bahu membahu menjadi garda terdepan dalam menangani bencana alam,” tegasnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Drs H  Dadang Darmawan MSi mengatakan, potensi ancaman bencana meliputi gempa bumi, longsor, banjir pergerakan tanah dan angin kencang serta kebakaran, kekeringan. “Kalau bencana non alam seperti pandemi Covid-19,” ujar dia, menambahkan.

Sejauh ini, kata Dadang, data kejadian bencana sampai Oktober 2021 tercatat longsor sebanyak 129 kejadian, angin kencang 98 kejadian, pergerakan tanah 17 kejadian. “Kejadianya tersebat, seperti Kecamatan Cipaku, Cikoneng dan Panumbangan,” paparnya.

Maka dari itu, kata Dadang, dalam menghadapi ancaman bahaya bencana  hidrometeorologi diterbitkan instruksi dan imbauan Bupati Ciamis No 360/633/BPBD/2021 tangal 21 Oktober 2021 tentang Peringatan Dini dan Langkah-Langkah Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tanun 2021.

“Termasuk imbuan sekretaris daerah selaku kepala Badan Penanggulangan Bencaan Daerah Kabupaten Ciamis No 320/726/BPBD /2021 tangagl 19 November tentang peringatan dini. Serta tentang langkah-langkah  kesiapsigaan menghadapi potensi ancaman banjir dan tanah longsor,” paparnya.

Lanjut dia, pihaknya terus mengimbau kepada kepala SKDP, camat, kepala desa/lurah serta masyarakat. Termasuk mendirikan posko kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di setiap kantor kecamatan, desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis. “BPBD Kabupaten Ciamis sudah ada  posko dengan personel 30 orang yang terbagi dalam tiga regu dan standby 24 jam,” ujar dia, menjelaskan.

“Termasuk menyiapkan nomor darurat siap siaga bencana di setiap kantor kecamatan desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Ciamis. Nomer darurat di BPBD Kabupaten Ciamis yaitu 08112316567 (WA PUSDALOPS PB). Selain itu mempersiapkan dan menginventarisir peralatan/perelengkapan dan logsitik yang diperlukan dan digunakan dalam penanggulangan bencana,” kata dia, menambahkan.

Kemudian, lanjut dia, pihaknya sudah mempersiapkan penetapan jalur  evakuasi dan rambu-rambu daerah  rawan bencana. Kemudian sistem peringatan dini berbasis masyarakat serta melakukan jejaring komunikasi berbasis masyarakat. (isr/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: