Minyak Goreng Naik, Pedagang Menjerit

Minyak Goreng Naik, Pedagang Menjerit

radartasik.com, TASIK — Menjelang akhir tahun 2021, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya meminta semua pihak menjaga stabilitas harga sejumlah komoditas pangan.


“Hal ini sebagai antisipasi tren kenaikan harga pangan jelang akhir tahun,” kata Kabid Ketahanan Pangan DKP3 Kota Tasikmalaya Enung Nurteti kepada Radar, Rabu (10/11/2021).

Saat ini, kata ia, beberapa komoditas pangan strategis sudah mulai menunjukkan kenaikan, salah satunya minyak goreng. Akibat dari kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (CPO) dunia dan faktor lainnya.

“Bulan ini minyak goreng yang paling menonjol kenaikannya. Sehingga usaha makanan yang goreng-gorengan terdampak,” ujarnya.

Sebagai antisipasi adanya kenaikan minyak goreng tersebut, pihaknya akan melakukan sosialisasi ke setiap ibu rumah tangga terlebih dahulu. Misalnya masak ayam, ikan atau lainnya bisa dikukus.

“Langkah awal, kita sosialisasi kepada ibu-ibu agar masak dengan cara dikukus jangan digoreng. Selain menghemat minyak goreng juga lebih sehat,” katanya.

Kemudian, dia sudah berkoordinasi dengan pasar modern untuk melihat ketersediaan stok minyak goreng kemasan. “Ternyata di beberapa pasar modern stok minyak goreng aman untuk satu bulan ke depan (Desember 2021, Red),” ujarnya.

Bahan pangan strategis lainnya biasanya mengalami kenaikan, karena di akhir tahun memasuki musim penghujan biasanya sejumlah sayuran dan daging mengalami gagal panen.

“Sehingga membuat kebutuhan pokok mengalami kenaikan. Beberapa di antaranya cabai merah keriting, cabai rawit merah, telur ras dan ayam suka naik,” katanya.

Untuk mewaspadai adanya lonjakan harga sayuran seperti cabai dan bawang merah, dia meminta masyarakat menerapkan pola konsumsi belanja secukupnya saja. “Pola konsumsi harus biasa saja dengan efektif dan efisien,” ujarnya.

Lalu, untuk mengantisipasi kelangkaan sayuran, dia merencanakan kepada setiap keluarga untuk pemanfaatan lahan pekarangan dengan penanaman cabai merah dan rawit. Minimal setiap rumah memiliki 10 polybag.

“Jadi ibu-ibu untuk masak keperluan cabai bisa mengambil di pekarangan, sehingga mengurangi ketergantungan cabai saat harga naik. Maka yang beli di pasar hanya pedagang kuliner saja,” katanya.

Untuk data harga sembako dari pedagang eceran, Rabu (10/11/2021) dari Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Tasikmalaya, yakni beras premium Rp 11.000/kg, beras medium Rp 10.000/kg, kedelai biji kering (impor) Rp 12.500/kg, cabai merah keriting Rp 30.000/kg, cabai rawit merah Rp 27.000/kg, bawang merah Rp 22.000/kg, bawang putih (bonggol) Rp 25.000/kg, daging sapi murni Rp 125.000/kg, daging ayam ras Rp 32.000/kg, telur ayam ras Rp 20.000/kg, gula pasir lokal Rp 12.500/kg, minyak goreng kemasan Rp 15.000/kg, dan tepung terigu curah Rp 8.500/kg.

Pedagang Sembako Pasar Cikurubuk Kota Tasikmalaya Revan (21) menjelaskan saat ini bahan sembako untuk keperluan rumah tangga yang sedang naik yakin minyak goreng.

“Minyak goreng curah sedang naik, sekarang Rp 19.000/kg yang sebelum hanya Rp 12.000. Sedangkan minyak goreng kemasan kini Rp 19.000 yang awal Rp 15.000,” ujarnya.

Sayuran yang sedang ada kenaikan seperti cabai kriting sekarang Rp 45.000/kg awalnya hanya Rp 25.000. Kemudian, cabai lokal merah kini Rp 50.000/kg yang awalnya Rp 30.000. “Kenaikan cabai baru seminggu ini, kemungkinan sedang gagal panen,” katanya.

Dengan kenaikan harga tersebut, otomatis pembelian pun menurun. Dengan begitu, pendapatan berkurang.

Senada, pedagang batagor di Jalan KH Lukmanul Hakim Aep (49) mengeluh karena harga bahan-bahan untuk membuat batagor naik. Salah satunya minyak goreng menjadi Rp19.000/kg yang awalnya Rp12.000.

“Saya setiap harinya menggunakan minyak goreng 6 kg, ketika adanya kenaikan berat. Karena nantinya menambah modal usaha,” katanya.

Ia pun berharap secepatnya harga minyak goreng turun karena pedagang kecil kebanyakan memakai minyak goreng untuk dagangannya. (riz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: