Potensi Ekonomi Digital Indonesia Dinilai Sangat Terbuka Luas, Khususnya untuk Perempuan

Potensi Ekonomi Digital Indonesia  Dinilai Sangat Terbuka Luas, Khususnya untuk Perempuan

Radartasik.com, JAKARTA — Potensi ekonomi digital Indonesia ke depan sangat besar dan terbuka luas. Salah satunya karena adanya bonus demografi pada 2030 mendatang. Dimana pada tahun tersebut jumlah penduduk usia produktif pada rentang usia 15-64 tahun mencapai 60 persen dari total penduduk. 

Padahal pada tahun 2020 ini saja kontribusi ekonomi digital sampai mencapai Rp 619 triliun, Sehingga kondisi ini dinilai bisa menjadi akselerator bangkitknya roda ekonomi dalam negeri. Namun disisi lain, besarnya potensi ekonomi dighital tersebut harus diimbangi dengan pengembangan ekosistem ekonomi digital, khususnya kepada perempuan.

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Septriana Tangkary mengatakan, tak sedikit pelaku UMKM adalah seorang perempuan. Bahkan kontribusinya pun juga cukup besar untuk perekonomian bangsa.

 “Kontribusi perempuan untuk perekonomian Indonesia terutama pada UMKM adalah sebesar 64,5 persen. Dalam hal ini, peran teknologi digital sangat berpengaruh dalam pemberdayaan perempuan di bidang UMKM,” terang dia dalam keterangannya, Minggu (17/10/2021).

“Pemanfaatan teknologi digital bagi perempuan sangatlah penting dan perlu terus dikembangkan,” sambungnya.

Pasalnya dengan teknologi, perempuan dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih fleksibel, yakni tugas kantor bisa dikerjakan lewat rumah. Kemudian, peningkatan pemahaman perempuan soal UMKM juga dapat mempromosikan kesetaraan gender.

 “Mendukung perempuan makin berdaya, lebih berpartisipasi dalam segala bidang, dan perubahan perilaku masyarakat berbasis digital,” pungkasnya. 

Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh signifikan pada 2030. Angkanya bakal menjadi Rp 4.531 triliun dari Rp 632 triliun saat ini.

Sektor perdagangan elektronik alias e-commerce diperkirakan menjadi leading sector. Di luar e-commerce, digitalisasi logistik, online travel agent (OTA), hingga corporate services memberi kontribusi tinggi.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membeberkan bahwa sektor e-commerce diperkirakan masih menguasai peta ekonomi digital Indonesia pada 2030 dengan kontribusi mencapai Rp1.908 triliun. Selanjutnya, lanjut Mendag, skema business-to-business —termasuk rantai pasok dan logistik— membukukan Rp763 triliun. Sementara itu, kontribusi perjalanan daring diperkirakan mencapai Rp 575 triliun.

“Salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia dan bahkan dunia di masa yang akan datang adalah ekonomi digital. Hal ini tentu tidak sebatas e-commerce, tetapi mencakup kegiatan ekonomi yang lebih luas,” ujar Lutfi .

Mendag menambahkan bahwa pada 2020, ekonomi digital Indonesia baru berkontribusi 4 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Namun, pada 2030, PDB Indonesia diperkirakan tumbuh dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24.000 triliun.

Saat ini, lanjut Lutfi, RI adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Lebih dari 197 juta orang memiliki akses terhadap internet. Angka itu bahkan diproyeksikan bertambah menjadi 250 juta orang pada 2050. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: