Efek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK): Penjualan Daging Sapi Menurun, Pembeli Lebih Rewel

Efek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK): Penjualan Daging Sapi Menurun, Pembeli Lebih Rewel

Radartasik, TASIKMALAYA – Adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi dan kerbau berdampak terhadap penurunan omzet penjualan daging sapi di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Hal itu dirasakan Wawan (38), salah seorang pedagang daging sapi di Pasar Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. 

"Penjualan menurun, biasanya saya menjual sebanyak 100 kilogram, kini hanya 60-75 kilogram setiap satu harinya," katanya kepada radartasik.disway.id, Selasa (17/5/2022).

Menurut dia, dari segi harga, saat ini daging sapi di Pasar Singaparna cenderung menurun.

Per kilogramnya, harga daging sapi di kios Wawan dijual Rp 130.000-Rp140.000.

Sebelum ada penyakit kuku dan mulut, kata Wawan, harga daging sapi per kilogramnya, Rp 160.000. 

"Untuk harga alhamdulillah turun pak. Mudah-mudahan tidak ada kenaikan, karena akan lebih susah menjualnya bila harga naik ditambah dengan adanya PMK ini," kata Wawan menjelaskan.

Wawan berharap, penyakit pada hewan itu segera usai, sehingga pembeli tidak ada kekhawatiran saat membeli daging sapi.

"Harapan kami segera usai pa, karena masyarakat khawatir," ujar dia.

Pedagang daging sapi lainnya di Pasar Singaparna, Hj Nunung (45) mengatakan, penyakit kaki dan mulut telah berefek kepada penjualan daging sapi.

Saat ini, kata Hj Nunung, para pembeli lebih selektif dan menanyakan daging sapi yang dijualnya. 

"Banyak yang nanya kepada saya ini daging sapi segar atau tidak, " kata dia.

Pembeli juga ada kekhawatiran terhadap daging sapi yang di jualnya itu, meskipun dari omset penjualan tidak berdampak bagi dirinya. 

"Alhamdulillah untuk omzet tetap stabil. Harga pun stabil yakni di harga Rp130.000 –Rp 140.000, walaupun sebelumnya Rp 160.000," jelas Nunung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: